Masih ingat pelajaran Geografi ? Singapura terletak di sebelah kanan Pulau Sumatra / ujung
selatan Semenanjung Malaya. Jadi kalau naik pesawat dari Jakarta itu
lebih lama kalau kita ke Medan, tapi sensasinya tetap lain ya ? Kalau sudah ke
Singapura berarti sudah ke luar negeri, dan paspor kita nambah lagi stempel
dari Kantor Imigrasinya. Kalau paspor sudah penuh, beda lagi rasanya, berarti
kita sering main2 ke luar negeri. Ah itu siy kata anak saya yang kecil, yang
selalu di panas2in sama temannya yang suka liburan ke luar negeri.
Batas2 Singapura adalah Selat Johor di Utara, dan Selat Singapura di Selatan berbatasan dengan Kepulauan Riau. Oleh karenanya, ke Singapura juga bisa naik boat dari Batam yang katanya hanya 45 menit saja sudah sampai ? Perlu dicoba lain kali kayaknya nih,,,,
Naah
ketika kami ke Singapura kebetulan ada promo dari Tiger Air, Jakarta – Changi PP
kurang lebih hanya Rp 480.000,- siapa yang gak mau kan ? Akhirnya saya putuskan
untuk berlibur wiken disana bersama teman saya dan kedua anak saya. Karena
belum pernah ke Singapura kamipun pesan paket ke travel untuk citytournya. Dan
syaratnya, Guide harus yang bisa berbahasa Indonesia, titik.
Berlibur 3D2N disana tidak banyak yang dikunjungi, kalau anak sekarang barangkali bilangnya wisata mainstream, tak apa, yang penting udah dapat stempel dari Kantor Imigrasi Republik Singapura hahahahah
Bandara Changi memang luar biasa bersihnya ya kawans ? Dan luar biasa luasnya, kalau yang belum terbiasa akan bingung, tapi karena hampir di sudut bandara ada papan sorot tentang jadwal keberangkatan dan petunjuk arahnya, maka kita tidak akan salah jalan.
Kami tiba di Changi duluan ketimbang guidenya, sehingga kami menunggu di pintu keluar, lumayan lama, dan setelah guide datang, ternyata sudah sangat lanjut, mereka suami istri, mungkin usia orang Singapura panjang2 ya, sehingga udah lanjut masih juga di berdayakan. Kami langsung diantar ke tempat wisata, dan pulangnya menuju hotel akan naik taksi.
Hari Pertama, kami mengunjungi Garden by The Bay
Ini adalah taman terbesar di Singapura yang berlokasi di tepian Marina Bay, dikenal juga sebagai taman selatan Marina. Berhubung kami nyampai Singapura siang hari, maka kami hanya beli tiket untuk 2 tempat yaitu di Flower Dome dan Cloud Forest Dome.
Flower Dome
Disini kita akan disuguhkan pemandangan taman bunga, lokasi
berjalan-jalan, hingga lokasi piknik dengan pemandangan perairan teluk Marina
yang sangat indah. Area bagian timur ini bisa digunakan sebagai tempat melepas
lelah, bermain bersama keluarga, atau bahkan melakukan aktivitas olahraga
seperti jogging dan bersepeda.
Bunga yang sangat beraneka rupa dari berbagai belahan
dunia ada disini.
Dekorasi di dalam kubah akan berubah-rubah disesuai dengan event besar
yang sedang berlangsung seperti Perayaan tahun baru, hari raya imlek, lebaran
dan juga hari-hari besar lainnya. Sayangnya pas kami datang bukan pada saat festival bunga, jadi tidak terlalu meriah, tapi sudah sangat bagus menurut saya yang pencinta bunga.
Cloud Forest Dome
Tema dari kubah konservasi yang satu ini adalah Hutan
Tropis. Jadi kita seperti benar-benar sedang merasa masuk ke sebuah hutan tropis yang
sangat mendamaikan jiwa. Di pintu masuk dome ini ada air terjun buatan, jadi lebih baik bawa pakaian ganti karena di dalam kubah ini suhunya cukup dingin ditambah
dengan percikan air terjun yang cukup deras bisa membuat kita sedikit
kebasahan.
Ini air terjun buatan, tapi nampak alami, dan kemungkinan Singapura hanya punya satu air terjun ini ya ? Sedang di Indonesia, air terjunnya sangat banyak, karena hampir di setiap dataran tinggi ada air terjunnya. Berbahagialah kita terlahir di Indonesia.
Tanaman inipun banyak di Indonesia, dan memang kata guide yang menjemput tadi pagi, semua material yang dipakai di Gardenby The Bay berasal dari Indonesia....@gubraaakkkkk
Sesudah kami puas dan capai berkeliling, kami putuskan untuk menuju hotel. Kami naik taksi menuju daerah Geylang (ini sebenarnya termasuk red area nya Singapura), namun di daerah inipun banyak terdapat hotel murah, jadi bismillah saja, karena memang hotelnya sudah di bayar, mau gak mau harus ditempati. Agak lama mencari alamat hotelnya, alhamdulillah sampai juga. Memang di tempat2 makan banyak saya lihat wanita2 berpakaian minim dan merokok. Yah maklum, ini kali pertama saya ke Singapura, mungkin kali yang kedua akan mendapatkan tempat yang lebih baik lagi.
Hari Kedua, bermain-main di Universal Studio.
Tempat ini menjadi tujuan utama kami, karena saya bawa kedua anak saya, dengan harapan mereka bisa menikmatinya, dan tentu saja berfoto di bawah icon Singapura yang ini juga sudah masuk dalam daftar pemotretan, alamaaakkkkk,,,,
Setiap melangkahkan kaki di berbagai zona, kita akan merasakan nuansa yang
berbeda. Universal Studio Singapura dibagi menjadi 7 zona, Madagascar,
Istana Far Far Away dari dunia Shrek adalah yang pertama di dunia, The Lost
World tempat di mana kita bisa menemukan dunia Dinosaurus dan Waterworld,
Ancient Egypt – sebuah dunia mesir kuno yang penuh mumi, Sci-Fi – sebuah kota
futuristik dan dua zona terakhir mengambil tema kota yang terkenal di Amerika
yaitu Hollywood dan New York
Jurasic
Park Rapids Adventure
Kita menikmati petualangan menyusuri sungai yang memiliki arus yang deras sehingga perahu kita akan sering menghantam sisi sungai, melompati air terjun kecil dan
akan basah kena cipratan air tentunya. Kadang kita dikagetkan oleh suara2 Dinosaurus yang tiba2 mengaum dan bermata merah, dan ada juga jenis Dinosaurus yang suka menyemprotkan air dari mulutnya, ini yang sering bikin baju kita basah, maka lebih baik menggunakan baju ganti jika akan mencoba bermain disini.
Far Far Away
Kemudian kami masuk antrian menuju pertunjukan Far Far Away berharap ketemu dengan tokoh-tokoh kartun dari film Shrek antara lain Donkey, dengan menyaksikan petualangan Shrek dari dunia
4D. Negeri Far Far Away
lengkap dengan toko-toko unik yang menyediakan souvenir khas Universal Studio yang temanya seputar dunia Shrek. Anak saya pun sudah cukup senang hanya dengan membeli tempat air minum bertema Shrek.
Masih banyak pertunjukan gratis di sepanjang jalan, asalkan kita tahu jadwalnya saja sehingga kita tinggal memilih mau melihat pertunjukkan yang mana. Atau bagi kalian yang suka jeprat jepret, sangat menyenangkan sekali hanya ber putar2 di setiap zona untuk berfoto dengan berbagai properti yang ada di tempat itu.
Orchard Road
Sebelum menuju hotel, kami sempatkan jalan2 menuju jalan legendaris di Singapura yaitu Orchard Road. Disini juga ada pusat perbelanjaan yang modern, tentu saja harganya super mehong, kami hanya putar2 ke setiap sudut pertokoan itu. Dengan begitu banyak mal berbeda yang menjual segala jenis barang –
mulai dari pakaian dan barang etnik hingga perhiasan dan perabot,
Orchard Road menawarkan jauh lebih banyak dari yang kita
bayangkan. Tidak mengherankan kalau Singapura dikenal sebagai surga
belanja.
Ssssttttttt,,,,tapi kami akhirnya menyeberang ke Lucky Plaza, pusat pertokoan semacam grosir yang menawarkan harga lebih murah, semua jenis souvenir ada disini.
Sesudah banyak barang belanjaan di tangan, barulah kami berpikir untuk balik ke hotel dengan menggunakan taksi. Sesampainya di hotel kami lanjutkan packing2 karena besok sudah hari terakhir di Singapura, yang rencananya sesudah city tour kami langsung menuju Bandara Changi untuk balik Jakarta.
Hari Ketiga, Merlion Park, Little India, Klenteng Thian Hock Keng, Orchid National Garden, Singapura Gems Centre.
Sedikit trouble di hari ketiga, sebenarnya kami tahu kalau Singapura terkenal dengan kedisiplinannya, dan ketika mobil pariwisata yang akan menjemput kami dijadwalkan jam 08.00, maka jam 7,50 kami baru selesai sarapan, dan balik hotel untuk menunggu mobil tersebut. Namun ternyata, seperti biasanya disana, kalau jadwal jam 08.00 maka 15 menit sebelumnya kita harus sudah standby di hotel, jika telat pasti akan ditinggal, sebabnya adalah, disana dilarang parkir terlalu lama di pinggir jalan, kendaraan bisa di garuk oleh satpol PPnya sana. Nah itu yang belu saya paham, kepanikan muncul, bagaimana nanti kami ke bandaranya ? Dan yang terutama bikin kami kecewa dan marah adalah citytour hari itu sudah dibayar, jadi rugilah awak kalau tidak bisa menikmati citytour ???
Alhasil, dengan berbekal bahasa Inggris yang minus, saya hubungi travel Singapura, berlagak protes bahwa kami rugi jika ditinggal kayak gini ? bla bla bla,,,,,,,marah kami tidak tersalurkan pastinya (bayangkan gimana siy kalau harus marah in English ? wwkkkkk).
Intinya kami tahu apa yang dia maksud, bahwa kami disuruh segera menyusul ke Merlion Park, sekarang, nanti tour guide akan mencari saya, dengan tanda2 baju orange kotak2. pakai topi dan bawa bendera tour travel. Saya pun kasih tahu dia, bahwa saya pakai batik berbunga2 merah dan kerudung merah.
Deal, kamipun segera nyari taksi, dan kebetulan ada tanu hotel masuk by taksi, jadi langsung kami order untuk menuju Merlion Park. Dag dig dug gak karuan rasanya, takut terkena macet nanti kami ketinggalan juga,,,,,,tapi alhamdulillah lancaaarrrr,,,,saya lupa kalau ini Singapura yang bebas maceeet,,,xixixi
Kata anak saya
belum ke Singapura jika belum ke Merlion. Ya, Merlion adalah destinasi yang
paling banyak dikunjungi oleh wisatawan di Singapura. Terletak di kawasan Fullerton
Road dan berada di tepi teluk Marina. Masuk ke kawasan ini gratis bisa siang
maupun malam. Sehingga wajar kalau patung setinggi 8 meter ini selalu ramai oleh pengunjung.
Patung Merlion yang menjadi simbol negara Singapura ini juga menjadi latar
untuk berfoto narsis bagi kami.
Sangat sedikit waktu yang diberikan untuk berfoto-foto disini, karena perjalanan akan dilanjutkan menuju perkampungan India atau yang disebut Little India. Ketika bus sampai sini, gerimis turun, dengan berlari-lari kecil kami menuju lorong dimana orang2 asli India bermukim, menurut guide situasinya lebih bersih jika dibandingkan dengan tempat asalnya, mau gak mau si pendatang harus ikuti aturan negara tempat mereka bermigrasi.
Saya hanya tertarik melihat pasar tradisional yang ada disana, sayur mayur dan buah2an terlihat segar, rasanya kepingin diangkut semuanya, tapi apa daya, saya hanya beli buah delima yang gedenya se alaihim, 2 buah delima merah jika di rupiahkan harganya sekitar Rp. 70.000an, alamaakkk mahalnya. Tapi muanisnya memang luar biasa.
Selsai dari sini, perjalanan lanjut menuju Klenteng Thian Hock Keng yang merupakan klenteng tertua di Singapura, dan sudah ditetapkan sebagai monumen nasional sejak tahun 1973an.
Dibangun dalam gaya arsitektur kuil Cina selatan, pintu masuknya tinggi sehingga kami diingatkan untuk hati2 jangan sampai jatuh menabrak undak2an di depan pintu masuk. Gerbang sisi masuk memiliki ubin berwarna cerah sebagai ciri khas klenteng pada umumnya.
Banyak sekali yang dipaparkan oleh guide lokal, namun saya tidak paham maksudnya, saya hanya bisa mengagumi kemegahannya, dan salut kepada orang2 China imigran yang berhasil membangun ini dan langsung melegenda. Ini menandakan persatuan warga Tionghoa sangat kuat dimanapun berada dan memegah teguh budaya nenek moyangnya.
Lanjut lagi yaaaa,,,,biar gerimis masih jatuh ke bumi, rombongan tetap dibawa menuju Kebun Anggrek nya Singapura yang disebut sebagai Orchid National Garden. Dalam hati saya, inimah sudah biasa lihat bunga anggrek, di Indonesia juga banyak. Tapi setelah sampai di lokasi terlihat ada yang unik, memang tanamannya sendiri impor dari Indonesia, namun oleh Singapura dari jenis2 anggrek yang ada di budidayakan sekaligus dimuliakan sehingga muncul anggrek dengan varietas yang berbeda. Ditambah dengan perawatan kebun yang super bersih, menjadikan bunga anggrek yang ada terlihat lebih cantik, dan karena varietasnya sudah berbeda maka Singapura menjadikan anggrek hasil persilangan ini sebagai sumber devisa negaranya. Yaaaa,,,anggrek2 yang ada disini diekspor ke luar negeri. Olala,,,,
Capai rasanya, jalan2 dikebun dengan menggunakan sandal tinggi. Sehingga saya tidak masuk ke kebun yang lebih dalam lagi, mudah2an yang tersisa disana adalah tanaman anggrek yang sudah pernah saya lihat, sehingga tidak ada penyesalan karena tidak masuk ke kebun.
Saya masuk ke dalam bus duluan, menunggu teman2 yang masih didalam. Sesudah ini kami akan menuju pusat batu permata Singapura atau Singapura Gems Centre. Umurnya sudah lumayan lama ini, berdiri pada tahun 1972 dan saat ini berada di Jl
Kung Chong. Di bangunan ini lengkap dengan pabrik pembuatannya yang masih tradisional hingga modern. Yakinlah jika kita mengitari showroomnya, pasti akan mupeng. Segudang macam produk batu permata tersedia disini, tapi jangan heran jika harganya selangit karena memang terbuat dari batu permata berkualitas tinggi.
Komitmen mereka adalah tetap menghasilkan barang berkualitas tinggi, penekanan kuat pada desainnya yang unik. Lihatlah design Masjidil Haram di atas, sangat halus dan siapa sangka kalau itu terbuat dari batu permata ? Harganya juga lumayan mehong, satu buah S$2.980, jika ketika itu dollar Singapura setara dengan Rp. 9.000 maka harganya menjadi Rp. 26.820.000,-,,,,,,kaboooooorrrrrr,,,,,!!!
Yaps,,habis sudah kunjungan kami di kota Singapura, si Kecil yang sangat menawan menurut kami sebagai turis yang baru pertama kali berkunjung. Tentu masih banyak tempat2 yang belum terjelajahi, berharap suatu ketika bisa main2 kesini lagi.
Salam Jalan2 Yuuuukkkkk,,,,!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar