Ini jalan2 sudah lama, yaitu tanggal 28 – 30 Agustus
2012, tapi baru sempat saya tulis reportnya. Begitu lihat2 foto saya, jadi malu
mau tulis sebenarnya, karena tempat2 yang kami kunjungi gitu2 aja, kurang
keren. Tapi apa mau di kata, mendapat itinerary yang kaya begitupun musti lewat
Trip Organizer, sekarang saja belum berani jalan sendiri ke LN, apalagi dulu ya
?
Baiklah, kami dari Jakarta tanggal 28 Agustus pagi
kurang lebih jam 09.00, sampai bandara Bandara Internasional Svarnabhumi sudah siang (lupa berapa jam penerbangan Jakarta – Bangkok ?). Bandara Svarnabhumi adalah bandara
internasional dan merupakan
bandara baru untuk menggantikan bandara Internasional Don Muang, dibuka tahun 2006. Bandara ini mempunyai menara kontrol dengan
tinggi 132,2 meter menjadikan Svarnabhumi merupakan
bandara dengan menara kontrol tertinggi di dunia.
Begitu
tiba di bandara, seperti biasa, kami lapor imigrasi dulu, antriannya lumayan
panjang, Bangkok memang jadi primadona bagi wisatawan, mungkin karena nilai
tukar Bath nya tidak terlalu tinggi ketika itu ya jadi banyak diminati
wisatawan dari Indonesia. Setelah ngumpul di Bandara ternyata jumlah rombongan
kami lumayan banyak, kami ada 2 bus, jadi ada 2 guide local. Guide nya sudah
pintar bahasa Indonesia, jadi kami tidak kerepotan dalam Komunikasi.
Kami
tidak langsung menuju hotel tapi langsung citytour, sepanjang jalan tour guide
menceritakan nama2 kampung yang terlewati. Satu yang membuat saya kagum ketika
di perjalanan siang itu, kami melewati Kampung Daeng/Kampung Bugis dengan
sebutan MAKASSAN, sebuah wilayah yang dahulunya di huni oleh orang2 Makassar yang
dipimpin oleh Daeng Mangalle beserta 250 orang lainnya. (Kisah ini banyak di
muat di Mbah Google, boleh browsing kalau mau tahu lengkapnya). Yang membuat
saya kagum adalah, mengapa sampai Pemerintah Thailand mengabadikan nama itu
tentu karena sesuatu sebab yang luar biasa. Ternyata salah satunya adalah pihak
Kerajaan sangat mengagumi kegigihan dan keberanian orang Makassar dengan
prinsip mereka kuat dan tetap dipegang teguh.
Ternyata guide mengarahkan kami ke The Royal Lapidary. Toko ini merupakan sebuah pabrik permata yang dikenal di seluruh Thailand untuk perhiasan nya. Namun lebih banyak mengkoleksi batu safir dan ruby, harganya sepertinya mahal, dan sayapun hanya beli cincin dan liontin bermata berlian dalam ukuran kecil / yang harganya terjangkau.
Berikutnya menuju Vihara Wat Pho, di dalam Vihara terdapat Patung Budha Berbaring. Ini adalah patung Budha dengan ukuran yang sangat besar, di lapisi emas diseluruh badannya dan kaki Budha berhias permata.
Di dalam ruangannya juga banyak patung Budha dengan berbagai macam posisi,
sayangnya saya tidak mendapatkan banyak foto disini, saking banyaknya turis
yang bersliweran dan arena ini tempat ibadah jadi merasa kurang nyaman saja
untuk foto ber-lama2. Jelang pintu keluar, terdapat mangkok2 kecil yang boleh
diisi dengan coin.
Sesudah
dari Vihara Wat Pho, kami melanjutkan perjalanan menuju Wat Arun. Candi
ini diklasifikasikan sebagai candi Kerajaan kelas utama. Tempat ini adalah
sebuah kuil tua, dibangun pada zaman kuno pada saat ibukota Thailand masih di
Ayutthaya (masa ketika ada
pemberontakan orang2 Makassar itu juga masih beribukota di Ayutthaya). Nama
panjang Wat Arun adalah “Wat Arunratchatharam”.
Sayangnya ketika kami menuju ke Wat Arun cuaca kurang baik, hujan turun
lumayan deras, sehingga kami harus ber-lari2an menuju dermaga Tha
Tian untuk menyeberangi Sungai Chao Praya. Hanya dengan 3 bath,
perjalanan melewati sungai Chao Phraya sudah bisa didapatkan. Sungai ini membelah Bangkok menjadi
dua bagian yang hampir sama. Panjang sungai Chao Phraya ini sekitar 372
kilometer, dan mengalir sepanjang bagian Thailand. Jadi, sungai ini merupakan
sungai utama di Thailand. Banyak
perahu yang berlalu-lalang membuat lalu lintas air terlihat ramai.
Anginpun lumayan kencang disini, membuat baju kami basah kena percikan
air hujan. Namun tidak berapa lama kamipun sudah sampai di Wat Arun.
Belum ke Bangkok namanya apabila belum mengunjungi Wat Arun. Salah satu tempat wisata yang terkenal ini tentu harus masuk ke dalam daftar destinasi selama di Bangkok. Sayangnya pula sudah agak sorean kami sampai kesini, sehingga sangat ter-buru2, dan kami tidak sempat ambil foto di setiap sudut Kuil.
Keindahan arsitektur dan pengerjaan yang halus
menjadikan Wat Arun
sebagai candi kelas pertama dan salah satu candi paling menonjol di Thailand.
Persis di belakang kuil terdapat pasar Wat Arun, uniknya di pasar ini banyak pedagang asli Thailand yang pintar bahasa Indonesia, dan mata uang Rupiah juga di terima disini, jadi kita tidak usah repot2 tukar uang Bath. Kalau sudah begini, Ibu2 pasti kalap karena tidak ada alasan lagi untuk bilang tidak punya uang Bath. Padahal barang2 yang dijual juga sebenarnya barang2 biasa, hanya bedanya semua2 bergambar gajah, simbol Negara Thailand.
Selesai belanja kami melanjutkan perjalanan menuju hotel, jika sore menjelang petang ternyata lalu lintas di bangkok macet juga. Sampai di Hotel Metro Resort Pratunam Bangkok sudah malam, segera kami masuk kamar, mandi dan makan malam untuk kemudian istirahat agar esok hari badan menjadi segar kembali.
Acara hari kedua kami ke Pattaya, sehingga pagi2 sekali kami harus bangun, bukan karena sepagi itu kami berangkat ke Pattaya, melainkan karena kami harus memanfaatkan waktu dengan baik. Di dekat hotel kami ada Pratunam Market, kenapa tidak di tengok ? Kata orang di pasar ini banyak sekali dijual pakaian wanita dan aksesoriesnya dengan harga yang relatif murah, juga banyak makanan halal di sekitar pasar. Sehingga pagi2 sesudah shalat Subuh kami langsung jalan kaki menuju pasar, untuk yang tidak kuat jalan bisa naik kendaraan tradisional Bangkok yang disebut tuk-tuk.
Cukup memusingkan belanja di "Tanah Abang"nya Jakarta ini, semua2 mau dibeli. Seperti biasa, paling saya juga hanya beli untuk anak2 dan suami saja, kalau hanya pakaian saya kira di Jakarta juga banyak. Untuk di pasar Pratunam ini lebih banyak tersedia pakaian wanita untuk ABG, pakaiannya lucu2 dan murah.Mata saya malah terantuk pada buah salak, biasanya kalau yang serba Bangkok buahnya gede2 ya ? Ini ada salak bangkok tapi kok kecil2 ?
Sepulang dari pasar barulah kami sarapan pagi di hotel, untuk kemudian bergegas menuju bus memulai petualangan menuju Pattaya. Ada apa disana ya ?
Lumayan jauh ya dari Bangkok menuju Pattaya, kurang lebih memakan waktu 2 jam , tapi kami hanya sehari ke Pattaya, jadi nanti malam balik lagi ke Pratunam. Sebelumnya kami sempat singgah di toko makanan khas Thailand (saya lupa namanya), seperti "Giant"nya Indonesia, banyak makanan kecil / snack dijual disini, tapi saya hanya mencoba durian Bangkok, maklum sangat penasaran dengan yang serba Bangkok.
Makan siang direncanakan di Nong Nooch Tropical Garden and Resort sekalian nonton pertunjukan kesenian tradisional dan Gajah Thailand. Jam 2 siang
pertunjukan dimulai, kamipun siap duduk manis di balkon seperti hendak nonton pertandingan bola.
Yaaa ini adalah pertunjukan tradisional Thailand yang sangat lengkap, mulai dari pertunjukan tari-tarian, musik tradisional, Thai boxing, drama berikut gajah, juga bisa berfoto bersama waria.
Setelah menonton pertunjukan tradisional Thailand, kami pindah lokasi
menonton pertunjukan gajah Thailand. Gajahnya benar-benar pintar, mereka bermain bola
basket , main sepak bola, naik kendaraan, melukis,
melakukan gerakan-gerakan layaknya manusia, serta memijat.
Kitapun dapat berfoto bersama gajah dengan membayar 50 Baht. Di sekitar arena pertunjukan juga terdapat toko souvenir
yang bisa dibeli untuk oleh-oleh. Terdapat pula arena berfoto bersama waria maupun foto dengan menggunakan kostum tradisional Thailand.
Perjalanan berikutnya adalah berwisata kuliner ke Floating Market Pattaya. Lokasi pasar berada
di atas sungai buatan seluas 100.000 meter persegi, namun meski terhampar di atas sungai buatan, pasar ini merupakan pasar terapung terbesar di kawasan timur Thailand.
Terdapat kurang lebih 80 perahu yang berkeliling
menyusuri sungai mulai pukul 7 pagi hingga pukul 9 malam. Makanan yang
dijual sangat beragam. Seperti coconut ice cream yang lebih sering
tersaji sebagai dessert jika bersantap di resto-resto khusus thai food.
Beragam hidangan laut seperti cumi bakar, ikan bakar,
termasuk ayam juga dijual, sekaligus diracik bumbunya dan dibakar di
atas perahu.
Rata-rata harga makanan ini dijual mulai 10 sampai
25 baht per porsi. Saya penasaran dengan kepiting goreng yang disajikan dengan saos dan sambal, bukan kepiting jenis yang biasa kita santap di restoran, namun kepiting kecil2 yang sering kita jumpai di pasir2 pantai. Kalau di Indonesia / Jawa disebut "yuyu" dan tidak dimakan. Dan masih banyak jenis2 makanan yang aneh2 seperti kelabang bakar, cicak, kadal, buaya, ular dll nya. Yang itu saya tidak berani mencicipinya.
Kami hanya punya waktu sebentar disini, lalu perjalanan selanjutnya menuju pabrik madu Thepprasit Honey Farm & Shops.
Produk utama Thepprasit adalah madu, royal jelly dan bee pollen. Ketiga produk ini sudah sering kita dengar ya ? Bedanya adalah jenis bunga yang dihisap oleh lebah akan mempengaruhi kualitas dari ketiga produk tersebut. Yang kita sering jumpai, madu2 di Indonesia adalah cair, katanya kalau cair itu menandakan kandungan airnya tinggi, sehingga yang lebih kental menurut mereka yang lebih bagus kualitasnya. Petugas yang menjelaskan proses pembuatan madu dll nya itu menggunakan bahasa Indonesia, karena ternyata dia itu (yang mas2 baju kuning) asli dari Padang Sumatra Barat.
Memang benar, para waria yang tampil sangat cantik, seksi dan mulus dengan kostum yang gemerlap dan cukup seronok. Mereka menari dan menyanyi dengan sangat bagus, layaknya artis dunia. Selain adegan tari dan nyanyi terdapat juga beberapa selingan episode lucu yang ditampilkan oleh waria gendut yang berinteraksi dengan penonton, Ada juga penampilan dua karakter yang ditampilkan oleh satu orang. Lagu-lagu yang dinyanyikan adalah lagu-lagu yang sifatnya sangat komunikatif baik lagu daerah maupun lagu barat.
Selesai pertunjukan, kita dapat berinteraksi dengan para waria pemain dengan tawaran foto bersama, kita hanya bayar 40 bath ( sekitar Rp 12.000). Mau mau mau ????????
Demikianlah wisata kami di hari kedua, malam itu juga kami balik ke Bangkok, ke hotel yang sama, dan besoknya kami harus check out untuk balik Jakarta.
Di hari ketiga kami acara bebas, biasanya Ibu2 memanfaatkan waktu tersebut untuk beli oleh2, so selepas sarapan di hotel kamipun jalan kembali menuju Pratunam Market. Sesudah itu balik hotel dan siap2 menuju bus yang sudah menunggu kami hendak mengantar ke Bandara. Di perjalanan kami singgah untuk hunting oleh2 khas Thailand dan oleh guide diarahkan menuju Thai Chocolate.
Tak banyak yang kami beli disini, semua dari cokelat, dan yang terbayang oleh sayapun wajah anak2 saya, pasti mereka akan senang jika dibawakan cokelat kesenangannya.
Okey gaeessss,,,,sekelumit wisata mainstream saya ke Thailand, setelah ini semoga dapat teman yang bisa kesana sendiri, tanpa guide, supaya jalan2nya menjadi kekinian.
Salam Jalan2 Yuuukkkkk,,,,!!!
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus