Awalnya
iseng, berawal dapat undangan pernikahan seorang teman di Purwokerto, rasanya
kurang asyek kalau ke sana hanya kondangan saja, akhirnya pagi2 sebelum mau
pulang ke Jakarta disempatkan jalan2 ke arah Baturaden tetapi lewat jalur
Timur, yaitu lewat Kecamatan Sumbang. Sekaligus napak tilas juga, dulu ketika
mau ambil tesis (kalau sekarang skripsi), saya melakukan Penelitian terlebih
dahulu selama 6 bulan di lereng Gunung Slamet. Di sebuah perkebunan nilam,
sejenis tanaman perdu penghasil minyak atsiri. Tepatnya di desa Limpakuwus,
Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. Nah, ketika sore2 hendak turun gunung,
pernah sekali singgah ke Curug Ceheng karena lokasinya keliwatan, tapi dulu
sekitar tahun 1989an lokasi ini belum di komersilkan alias gratis.
Curug Ceheng ini berada di tengah-tengah hutan
dan perkebunan, berada
di lereng tenggara Gunung Slamet dengan ketinggian sekitar 600 meter diatas
permukaan laut. Karenanya curug
ini berhawa sejuk dan dingin.
Curug Ceheng merupakan salah satu bagian dari aliran Sungai Pelus yang mengalir sampai ke Sumbang dan Sokaraja. Nah saat ini, Sungai Pelus / Kali
Pelus merupakan pusat penghasil batu Nagasui yang pernah booming, namun di daerah
sungai yang sudah hampir sampai ke daerah Purbalingga.
Bentuk dari curug ini sangat eksotis, dengan
tinggi air terjun tunggal sekitar 13 meter yang beraliran cukup deras, bahkan berpotensi banjir jika
musim hujan tiba. Di
dasat air terjun terdapat sebuah kolam dengan warna airnya yang
kehijauan namun luas
kolamnya tidak begitu luas.
Curug yang terbentuk secara alami ini berada pada daerah semacam cekungan
yang berbentuk setengah lingkaran dengan ditumbuhi tumbuhan hijau yang
menghiasi bebatuan disekitarnya. Kedalaman kolam dibawah air terjun ini lumayan dalam kurang lebih sekitar 6
meter, sehingga sangat
berbahaya jika terjun dari atas curug untuk melakukan body rafting misalnya.
Jika
ingin berbasah-basahan, cukup
bermain di pinggir kolam ataupun sungai yang alirannya tidak terlalu deras bahkan tergolong masih dangkal karena banyak bebatuan di sepanjang
sungai tersebut.
Biasa
seperti air terjun lainnya, lokasi air terjun ada di lembah bawah, sehingga
kita harus menuruni anak tangga terlebih dahulu, kurang lebih sekitar 260an
anak tangga. Tidak terlalu lama kurang lebih 30 menit sudah sampai ke air
terjun, tinggal nanti pulangnya akan melewati anak tangga yang menaik tentunya,
tinggal siap2 saja staminanya.
Disepanjang perjalanan pengunjung akan ditemani
dengan pepohonan dan semak-semak hijau membentang. Hati2 ketika melalui anak tangga karena anak
tangganya
berkelok-kelok dan belum
dibuatkan pegangan, sehingga kadang sayapun turunnya sambil jongkok karena takut
terpeleset ke bawah.
Bagi
orang Purwokerto tentu tidak akan sulit mencapai tempat ini, bisa lewat Kampus
Universitas Jenderal Soedirman / Jl HR Bunyamin, sampai pertigaan Pabuaran
belok ke kanan ke arah Sumbang.
Selanjutnya belok ke kiri terus
ke arah Limpakuwus. Kondisi jalan ke curug ini sudah beraspal dan
lumayan bagus dan menempuh jarak sekitar 15 km. Bisa menggunakan mobil atau sepeda motor
langsung menuju lokasi Curug.
Dari Purbalingga juga bisa lewat jalan pintas di Padamara hingga sampai pertigaan Karang Talun belok kanan
ke arah Sumbang, selanjutnya tinggal lurus ke utara menuju Gandatapa langsung.
Kalau
saya dari Banyumas, sehingga ke Curug Cehengnya lewat Sokaraja lalu ambil arah yang ke
Purbalingga, namun langsung ambil kekiri begitu ketemu Jembatan Sungai Pelus,
ikuti jalannya terus dan teruuus hingga sampai ke Gandatapa.
Bagi yang menggunakan kendaran umum dapat naik
angkutan pedesaan jurusan
Pasar Wage – Limpakuwus, turun di Curug Ceheng Gandatapa. Sangat mudah kan ?
tapi kalau naik kendaraan umum biasanya kendalanya di waktu, karena mobil baru
jalan jika penumpang sudah penuh.
Oh
ya,,,,di Curug Ceheng belum
memiliki fasilitas yang lengkap.
Ini mungkin salah satu sebab kenapa tiket masuk kok masih murah meriah, hanya Rp. 2.000,- saja. Warung tempat jual makanan hanya beberapa dengan menu pecel dan cemilan, tapi
yang terpenting bawalah air mineral secukupnya untuk membasahi kerongkongan
yang kering akibat nafas yang ngos2an ketika menanjak. Kalau area parkir
sudah cukup luas dan aman
karena berada di dalam lokasi wisata.
Ketika saya datang pas hari Minggu sehingga banyak pengunjung yang kebanyakan anak2 muda, dan setelah saya tanya ternyata para mahasiswa dari Universitas jenderal Soedirman,,,,,!! Penasaran ? Datang saja ke Curug Ceheng,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar