Dari rumah kediaman teman, masih kurang beberapa kilometer lagi menuju lokasi Goa Petruk, jika menggunakan kendaraan roda empat kurang lebih 15 menit sudah sampai. Cuaca ketika itu sangat cerah, sebaiknya membawa bekal air mineral karena se-waktu2 akan kering tenggorokan kita jika menaiki tangga menuju goa.
Tiket masuk ke lokasi ini masih Rp. 4,000,- (sangat murah bukan ?), kemudian kita bisa minta tolong warga sekitar untuk menjadi guide sepanjang perjalanan menyusuri goa, uang tipsnya kita kasih sukarela dalam batas kewajaran. Guide tersebut biasanya sekalian membawa lampu patromax karena jika sudah berada di dalam goa akan gelap sekali.
Jalanan menuju goa sudah rapih, merupakan anak2 tangga yang terbuat dari batu yang di-susun2, lumayan panjang namun agak landai.
Untuk ukuran saya yang sudah usia kepala 5, perlu istirahat beberapa kali hingga sampai ke mulut goa. Yaaa tidak apa2, yang penting sampai. Namun sebelum sampai di mulut goa, nampak ada air terjun yang airnya cukup deras, walau tidak terlalu tinggi, namun lumayan untuk mencuci muka yang serasa mau terbakar ini.
Sehingga ketika sampai di mulut goa, wajah sudah segar dan siap melanjutkan penyusuran / caving goa. Menurut ahli goa dari luar negeri, menurutnya Goa Petruk ini merupakan goa yang terindah di Indonesia, karena didalamnya sangat banyak ber-macam2 stalaktit dan stalakmit, dan penamaannya disesuaikan dengan bentuknya.
Jika kita menggunakan sepatu yang tidak tahan air, maka di dalam goa ini disediakan penyewaan sandal jepit. Tapi biasanya kita sudah siap2 ya kostumnya menyesuaikan tujuan wisata yang akan dituju.
Beberapa meter dari persewaan sandal jepit ini, kegelapan sudah nampak, disertai suara gemericik air dan bau kelelawar yang sangat menusuk hidung. Itulah sebabnya disarankan untuk membawa masker jika tidak tahan dengan bau ini. Dan guide sudah mulai beraksi, dia berjalan paling depan dengan mengarahkan lampunya ke tanah /batu yang hendak kita pijak. Batu dan air serta lumpur menjadi material utama di dalam goa, menjadikan jalanan menjadi licin. Oleh karenanya diperlukan kehati-hatian yang luar biasa.
Sesekali kita kudu menyeberangi air yang cukup deras, sesekali pula kita kudu lompat diantara batu2, kita ikuti saja lewat mana guide itu berjalan. Tetes2 air sudah mulai terdengar, berasal dari stalaktit dan stalakmit yang ada di atas kita. Baju kita dibuat basah karenanya. jadi disarankan membawa baju ganti jika kita benar2 siap untuk menghayati penelusuran ini. Tidak takut kotor dan tidak takut basah jika ingin meraskan nikmatnya bercaving.
Sungguh mengagumkan, bagaimana caranya alam berproses hingga membentuk pemandangan yang seperti ini ? Kabarnya asal kata Goa Petruk adalah karena di dalamnya terdapat batu panjang yang menyerupai hidung Petruk, salah satu tokoh pewayangan yang berhidung panjang, namun saat ini batu panjang tersebut tidak ada di karenakan sudah rusak ketika Belanda melakukan penambangan d goa ini.
Bentuk batu2an yang ada di ruang pertama ini sangat ber-macam2, ada batu buaya karena mirip moncong buaya, ada batu susu karena mirip payudara wanita, dan masih banyak jenis2 batuan lainnya.
Didalam goa itu juga terdapat sendang / kolam air, yang dipercaya masyarakat sekitar jika kita cuci muka akan menjadikan awet muda. Saya dan teman2 juga ikut cuci muka di sendang ini, mungkin bukan karena kepingin awet muda, melainkan karena airnya sangat jernih dan sangat dingin, jadi akan segar sekali rasanya kita basuh wajah kita dengan air tersebut.
Suasana goa sungguh adem, menjadikan kita sangat betah untuk duduk2 didalam goa, di atas batu2an yang ada meski batu tersebut dalam keadaan basah.
Jika kita melakukan penyusuran pagi2, maka kita bisa masuk ke goa yang lebih dalam, yaitu Goa Petruknya itu sendiri, untuk menuju kesana kita berjalan sambil merangkat karena ruangan goa yang sangat pendek/rendah, namun jika sudah sampai di ruangan goa yang kedua, akan nampak keindahan yang luar biasa, kita bisa melihat pantai. (ini menurut cerita guide).
Berhubung waktu penyusuran kami sudah siang, maka kami hanya puas di ruang pertama yang sebenernya bernama Goa Semar. Dalam cerita pewayangan, Semar adalah bapaknya Petruk.
Di ruangan goa Semar ini, ada juga batuan yang di kasih police line dan ditutup kain terpal, kabarnya itu batu akik, sudah tahu kan maksudnya ? Karena batu akik sdang buming, maka wajar jika batu ini diamankan dan dilindungi, jika dibiarkan bebas begitu saja, maka yang terjadi adalah masyarakat atau pengunjung akan berbondong-bondong membawa palu untuk mencongkel batu akik tersebut.
Yaah,,,tak terasa matahari sudah condong ke barat, jangan sampai kita kemalaman di dalam goa, mari kita akhiri saja petualangan kami kali ini. yang penting rasa penasaran kami sudah terbayar, karena sebagian teman2 ada yang bilang, Goa Petruk itu sulit di capainya, karena harus menanjak tinggi baru akan sampai ke lokasi. Nyatanya kami bisa, dan berhasil menikmati keindahan goa yang tiada taranya ini.
Sebelum meninggalkan pintu goa, sempatkan singgah beli mie atau minuman hangat yang ada disini, hitung2 bagi2 rejeki dengan mbak penjual makanan ini. Pop mie dan air teh manis panas sudah cukup berarti bagi perut kami yang sudah mulai kelaparan ini.
Begitulah kawan, petualangan kami kali ini, saya yakin masih banyak tempat wisata menarik disekitar kita, mari kita jelajahi, kapan lagi menikmati indahnya Indonesia kalau bukan sekarang to ???
Sampai jumpa di petualangan berikutnya,,,Salam Jalan2 Indonesia,,,!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar