Untuk mengurangi rasa penasaran, akhirnya saya putuskan untuk kesana tgl 16 Mei 2015, sekalian mudik untuk nengok makam orang tua di Banyumas.
Menuju Curug Nangga kalau dari Banyumas menuju arah Purwokerto melalui Kota Ajibarang ke arah barat, jika ada jembatan timbang masih lurus sampai PO.Sumber Alam kurang lebih 100 meter ke barat ada pertigaan Cikawung tepatnya di Pangkalan Ojeg Ciakwung belok kiri. Ikuti terus jalan itu hingga melewati Desa Semedo kemudian naik ke Desa Petahunan, disitu sudah ada petunjuk jalan menuju Curug.Namun jika menggunakan kendaraan roda 4 harap hati2, karena jalanannya begitu curam dengan kemiringan yang hampir 45 derajat.Mobil kamipun sempat mogok hingga kami harus menumpang kendaraan bak terbuka yang hendak mengantar bahan bangunan.
Yaa waktu itu kami bawa 2 mobil, hanya 1 mobil yang mogok, kami tinggal mobil itu di pinggir jalan, kemudian pak Polisi telpon ke bengkel untuk ngambil mobil kami dan dibawa ke bengkel untuk di perbaiki. Kata nya sesudah diperiksa, ternyata koplingnya yang rusak, saya tidak tahu apanya, yang jelas mobil jadi tak ada kekuatan sekali untuk nanjak. Tips untuk yang belum pernah kesini, bawalah mobil yang kondisinya bagus dan sopirnya piawai ya, supaya perjalanan jadi lancar dan aman.
Sampai di TKP kami parkir mobil di pekarangan orang, karena tempat parkir penuh dengan sepeda motor, maklum hari libur. Kemudian, karena kami sudah bawa makanan, maka sebelum naik ke curug, kami sempatkan untuk makan siang terlebih dahulu.
Menu makan siangnya sungguh sedaaapppp, masakan asli Banyumasan hasil masakan Lik Karti. Ada oseng2 tempe, mie goreng, urap, ayam goreng, sambal lalap, mendoan, dage,,,,,ruar biasa lengkapnya, hanya dengan kocek Rp. 15.000,- per porsinya. Mantap pokoke Lik,,,,,,
Pak Polisipun kelihatan lahap sekali makan siangnya,,,,,habis makan kita foto bareng ya pak,,,,,xixixixi
Sehabis makan kami melakukan shalat dhuhur terlebih dahulu, biar perjalanan jadi tenang. Naahhhh,,,kalau sudah beres semuanya, kita lanjut yuk menuruni lembah dulu sepanjang kurang lebih 1,5 km, menurun namun berkelak kelok jadi cukup menguras tenaga juga. Tak perlu khawatir karena sisi kanan kita berupa pemandangan yang menghijau, sawah dan pohon2an, sehingga capai kita sejenak bisa terlupakan. Sawah disini menggunakan sistem teraciring, jadi terlihat unik ya ?
Disamping sawah juga ada pohon coklat di setiap halaman warga, untuk yang jarang melihat buah coklat pasti senang, beda kalau yang tinggal di pulau Sumatera tentu sudah biasa melihat pohon coklat.
Jika capai istirahatlah,,,banyak warung2 di sepanjang jalan ini, kita bisa istirahat sambil beli makanan kecil dan minuman. Sayup2 terdengar suara gemercik air, apakah itu suara curug ? Gak sabar untuk melihatnya, kami percepat langkah kami, dan benar, di kejauhan sana sudah nampak indahnya curug nangga dengan bentuk yang bersusun-susun.
Subhanallah indahnya,,,,!!! Curugnya memang sudah kelihatan, namun tempatnya masih jauh disana,,,,,mari kita lanjutkan jalan.Dari jauh nampak air curug kecil ya, karena memang kami kesini sudah musim kering, jadi perlu tanya2 dulu ke masyarakat sekitar, kapan kira2 waktu yang pas untuk berkunjung. Karena kalau pas musim hujan kendalanya jalan licin, tapi kalau musim kemarau air terjunnya kecil.
Kemungkinan karena debit air kecil sehingga banyak anak2 yang mainan air dan berloncat2an. Walau Air curug nampak kecoklatan, namun terlihat asyek aja itu anak2 yang mandi di kolam air terjun, sepertinya tidak dalam juga, sehingga kamipun berani untuk ke tengah.
Sebelum ke tengah musti di coba2 dulu licin apa tidak, jika sudah aman maka bolehlah ibu2 pada narsis. Bukan Ibu2 Bolang namanya kalau tidak berani naik ke atas menuju tingkat 5,,,,,
Kalau anak muda malah banyak yang naik sampai ke tingkat 7,,,,ruar biasa. bahkan ada yang nekat berdiri di bibir tebing curug demi mengibarkan bendera komunitas jalan2nya,,,,,hahahahaha
Namun siap2 saja, jika kita sudah sampai di tingkat atas maka berhati-hati menuruni tebing2 curug, karena belum dibangun jalanan menurun yang permanen disertai pegangannya.
Oh yaaaa,,tiket masuk ke curug ini hanya Rp. 3.000,- pasti terjangkau untuk semua kalangan. Masya Allah, hanay dengan kocek pecahan segitu sudah bisa menikmati indahnya alam semesta. Mesti perlu diberdayakan lagi curug ini, dengan meningkatkan fasilitas2 yang memadai seperti toilet bersih, mushola bersih dan warung bersih supaya wisatawan yang berkunjung kesini akan merasa nyaman. Kabarnya warga negara asing juga sudah ada yang sampai kesini, ini menandakan gaungnya sudah kemana-mana. Tinggal Pemda setempat jeli menangkap peluang ini atau tidak.
Memang tiketnya murah meriah, namun ketika saya lihat ada tandu yang tergeletak di depan warung, saya bertanya ke pemilik warung "untuk apa tandu ini bu ?"
Katanya untuk menandu wisatawan yang kecapaian atau sudah tidak kuat lagi jalan, karena memang jalannya nanjak. Begitu saya tanya biaya tandunya ternyata Rp. 150.000,- sampai ke tempat asal. Entah angin apa yang tiba2 membuat saya kepengin untuk naik tandu, sementara saya masih segar bugar,,,,olala
Begitulah cerita singkat saya tentang Curug Nangga, jika kalian penasaran, silahkan datang ke Purwokerto, atau ikut saya mudik ke Banyumas ? Ayooo ajaahhhhh,,,,,,
Indonesia itu luas bangeeettttttt,,,kapan lagi kalau tidak sekarang kita menikmatinya kawans ?????
Salam Jalan2,,,,,!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar