Jumat, 19 Februari 2016

Semalam di Jogyakarta,,,,

Met malem jalan2er,,,,,,

Liburan akhir tahun 2015 kami sekeluarga mudik ke Banyumas, kemudian pas libur tanggal 25 Desembernya saya sempatkan ke Jogya, sudah lama sekali tidak ke sana, terakhir waktu anak2 masih SD, tapi kalau lewat mah sudah beberapa kali, sambil naik kereta api jurusan Jawa Timur. Kenapa sampai maksain banget pengin ke Jogya? Salah satu alasannya adalah pengin mbuktiin keseruan wisata air terbesar di Indonesia (begitu slogannya di media2 elektronik) yang disebut Jogja Bay Adventure Pirates Waterpark yang baru diresmikan tanggal 20 Desember 2015. 

Sebenernya saya dapat undangan di pembukaan Jogya Bay dari salah satu investornya di tanggal 20 Desember, dan sudah matang mau pulang tanggal itu, tapi mendadak suami saya ada panggilan menghadap bos gede nya di kantor pusat, sehingga mudiknya ditunda.  

Menuju Jogya membawa kendaraan sendiri sangat beda dengan kalau kita ikut tour, jalan santai tidak disiplin ikut itinerary yang sudah direncanakan, maklum suami bawa sendiri mobilnya tanpa ada supir cadangan jadi lebih banyak istirahatnya. Kami pilih jalur selatan menyusuri pantai selatan yang jalannya masih sepi dan bebas macet. Dari mulai Kebumen sampai Bantul ber-deret2 pantai yang indah, ingin rasanya semua pantai disinggahi, tapi nanti sudah malam belum masuk Jogya, akhirnya kami masuk di pantai Congot.

 


Kalau dari Jogyakarta, pantai Congot ada di paling barat dan masih masuk wilayah Kabupaten Wates, berbatasan langsung dengan Kabupaten Purworejo (Jawa Tengah) dengan batas wilayah berupa Sungai Bogowonto. Di pinggiran pantai ini merupakan kampung nelayan, jadi sudah dibayangkan seperti apa situasinya ? banyak tambak2 udang, banyak perahu2 nelayan sekaligus aktivitas nelayan yang sedang menangkap ikan juga memancing, serta jual beli ikan. Ada rasa kagum ketika menyaksikan perahu2 nelayan yang begitu sederhana, sementara ombak dari laut ini begitu ganasnya,,,,,keberanian para nelayan sungguh luar biasa. Subhanallah !

 
Pantai ini masih sepi pengunjung, kemungkinan karena masih sangat perawan, belum ada sentuhan2 dari Pemda setempat sehingga bertandang kesini pun tidak senyaman jika dibandingkan dengan pantai2 yang sudah sangat dikomersialkan. Barangkali perlu dimaklumi mengingat HTM nya saja hanya Rp. 4.000,-. Namun bagi penikmat pantai, hanya dengan memandangi dan mendengar deburan ombaknyapun sudah sangat nikmat luar biasa. Hingga lama2 lapar melanda, kamipun bergegas meninggalkan pantai Congot untuk mencari makanan spesial.

Sudah sejak di Kebumen kami ingin menyantap ingkung ayam, yang kabarnya sangat enak. Dan suami saya sejak pertama makan ingkung ayam di kampung saya menjadi ketagihan. Namun kalau di kampung gak ada yang jual ingkung ayam setiap hari, karena biasanya masakan ini hanya dikonsumsi jika ada perayaan selamatan yang dilengkapi dengan nasi tumpeng. Nah kalau di Kebumen hingga Bantul ada yang menyajikan tiap hari bahkan menjadi kuliner yang diburu banyak orang. Kenapa ? Sebab cara masaknya yang beda, daging ayam diungkep dengan santan cukup lama sehingga menjadikan rasa ayam yang gurih dan rendah kolesterol.


Banyak sekali resto ingkung ayam yang terkenal, namun kadang lokasinya masuk ke dalam bahkan sengaja ngambil di perkampungan agar sensasinya benar2 di pedesaan, karena ayamnya biasanya ayam kampung. Kami milih resto yang dipinggir jalan, namanyapun hanya tertulis "Warung Kuliner Ayam Ingkung dll" di JL Bantul Km. 8,5 Pendowoharjo, Sewon, Bantul, DI Yogyakarta. Kalau dilihat dari tampilannya yakin kalau masakannya enak, lihatlah, ayamnya besar sekali, 1 ekor ayam besar seharga Rp. 110.000,- dan lauk pelengkap lainnya diluar harga ayam, bisa pilih tahu tempe goreng, terong goreng, cah kangkung dan oblok2 daun pepaya. Minumnya sekalian yang bernuansa kampung, saya pesan teh poci gula batu. Untuk yang lagi lapar, hidangan macam ini nikmatnya luar biasa.


Sesudah makan lanjut lagi perjalanannya dan tidak berani lewat dalam kota Jogya, karena berdasarkan pemberitaan dan info2 teman di media sosial bahwa Jogya banjir pengunjung, semua orang ketarik maghnetnya Malioboro, hingga jalanan padat nyaris tidak bisa bergerak. Kami lewat jalur ringroad selatan, dan,,,,agak terkendala disini, miskomunikasi dengan teman suami saya yang katanya sudah bukingin hotel ternyata belum. Tahu sendiri kan, long wiken di Jogya, hampir semua hotel yang dilewati sepanjang jalan penuh, akhirnya saya hubungi teman saya orang Magelang yang kebetulan lagi di Jogya untuk mencarikan hotel. Sarannya cukup bagus, kami cari penginapan di daerah Kaliurang, karena lokasi Jogya Bay kan tidak jauh dari Kaliurang. Disinipun banyak yang penuh, hampir di semua kanan kiri jalan Kaliurang saya singgahi dan penuh,,,!


Akhirnya kami nyantol di penginapan yang nyaman dan bersih, Wisma Luwes Jl Kaliurang Km 162 Sleman Yogyakarta. Penjaga wisma dengan jujur mengatakan, sewanya naik bu, biasanya Rp. 75.000,- sekarang jadi Rp. 300.000,-. Apa boleh buat ya, wong sudah capai putar2 nyari gak dapat2, yo weslaaahhhh....! Bangunannya tingkat, terdiri dari 2 lantai, walaupun cukup jauh dari pusat kota tapi dekat dengan Jogya Bay. Kami datang ketika langit di ufuk barat memerah dan langsung disuguhi teh panas dan cemilan keripik singkong. Oh ya, di jalan kaliurang ada makanan khas yang terkenal yaitu Jadah Bu Carik, coba deh,,,lumayan buat eksekusi perut lapar. xixixiixxi

HHmmmmm,,,karena capai seharian di jalan, akhirnya kami ber3 pulas seketika, sedang anak saya yang gede masih bisa menikmati kota Jogya di malam hari, menyaksikan lautan manusia di Malioboro.

zzzzzZZZZzzzzzz

Keesokan harinya kami siap2 menuju Maguwoharjo, lokasi Jogya Bay, sambil mencari sarapan. Karena takut nyasar, kamipun mencari sarapan yang dekat2 dengan area Jogya Bay, namun sudah 2x mutar belum dapat juga warung makan yang memenuhi selera, akhirnya mata terprovokasi oleh tulisan "Cara pintar usir lapar", ini dia obat laparnya. Kami mampir dan pesan menu pecel, lumayan laahhhhh, biar warungnya kecil tapi masakannya cukup menggugah selera, pecel plus tempe, telor, bakwan dan kerupuk menambah energi pagi kami.

Masih pagi juga ketika kami selesai sarapan, tapi dengar2 informasi teman kalau di Jogya Bay sangat sulit mencari parkir kalau sudah siang, maka biar loket Jogya Bay belum buka, kami tetap menuju kesana, dan ternyata petugas parkir sudah mulai mengatur kendaraan yang lalu lalang di seputar halaman depan Jogya Bay, supaya aman kami ambil parkir di dalam area parkir Jogya Bay, namun ternyata tempatnya sangat jauh di belakang, jauh sekali, kalau kita jalan kembali ke depan pasti capai, tapi sudah terlanjur, apa boleh buat. Eeeee ternyata ada odong2 / kereta kayu yang antar jemput pengunjung dari area parkir sampai ke depan gedung loket, tapi antriannya sangat panjang,,,,,sabaar solusinya.


Pengunjungnya kayak lautan manusia kan ? Biar belum jam loket buka tapi sudah pada ngantri, sementara puanas sudah mulai menyengat kulit. Luar biasa Jogya Bay, diusinya yang baru 5 hari sudah menyerap puluhan ribu pengunjung, diperkirakan per hari mencapai 7.000 pengunjung.

Dari luar nampak miniatur kapal pinisi, rupanya itu adalah toko2 souvenir Jogya Bay. Sambil menunggu loket tiket dibuka, kami duduk2 di depan Jogya Bay, disebelah kanan kami duduk ada pengunjung dari Surabaya, mereka rombongan satu bus. Subhanallah,,,! Dengar2,area Jogja Bay ini luasnya 7,7 hektar dengan 19 wahana air yang siap menghibur pengunjung. Tiket masuk Jogja Bay Adventure Pirates Waterpark tidak Rp 60.000,- untuk anak-anak dan lansia, anak-anak di bawah usia 2 tahun gratis dan Rp 90.000,- untuk orang dewasa. Harga tiket tersebut termasuk ban dan lifevest, namun belum termasuk di dalamnya sewa loker seharga Rp30.000,- dan sewa handuk besar seharga Rp20.000,-.Tema dari wahana air ini adalah bajak laut, seperti yang di Bali.

Berikut foto2 keseruan kami disana, biar kami orang tua gak mau ketinggalan mainan air.

 

 

Salah satu wahana yang menjadi rebutan adalah wahana How to survive in stunami and earthquake. Dalam wahana tadi akan menggambarkan keberadaan tsunami yang ganas. Karena air yang ada dibuat bergelombang deras seperti layaknya tsunami, dan kata anak saya sesudah keluar dari wahana itu agak pusing, mungkin karena gelombang airnya yang terlalu besar dan pengunjungnya yang meluap bagaikan "cendol".
 
 

Walaupun kata resque team tidak berbahaya, tapi untuk bermain seluncuran dengan ketinggian tertentu saya masih belum berani. Apalagi setelah lihat antriannyapun cukup panjang, tambah tidak sabar untuk mengikuti permainan itu. Saya dan suami duduk2 saja dipinggiran kolam sambil menunggu anak2 terjun.

 
 
Dan ketika dirasa sudah puas dengan permainan air ini, kamipun bergegas menuju ruang ganti untuk segera meninggalkan Jogya Bay yang super seru ini.  Perjalanan ke Banyumas kurang lebih 5 jam karena macet, maka kami sempatkan untuk singgah isi BBM dulu (baik untuk kendaraan maupun orangnya) dan beli oleh2 khas Jogya. Kami temukan sarana yang menyangkut ketiga hal tersebut didalamnya dalam satu lokasi yaitu di Ambar Ketawang, ada resto dan pusat oleh2 yang kebetulan bersebelahan dengan pom bensin. Sekaligus meeting point ketemu dengan teman yang tinggalnya dekat dengan lokasi ini.

Resto Ambar Ketawang merupakan restoran Asia dan restoran cepat saji, alamatnya ada di Jl. Wates KM. 6 (Gamping), Sleman, DI Yogyakarta. Ruangannya luas sehingga cocok juga bagi rombongan piknik yang jumlahnya banyak. Sekaligus sebagai tempat singgah untuk istirahat, fasilitasnya juga lengkap sekali mulai dari parkiran yang luas, ATM center, mushola, dan lain2nya.

Di pusat oleh2nya banyak tersedia bakpia pathuk sebagai ikon Jogyakarta, geplak, wingko, dll. juga berbagai jenis makanan, buah-buahan hingga kerajinan tangan . Bukanya sejak pagi sampai malam, bahkan ada yang buka selama 24 jam seperti alfamart dan indomart. Di dekat minimarket ini juga terdapat Pasar Sentral Buah-buahan, kita dapat membeli secara grosiran maupun kiloan.

Lengkap sudah ceritanya, dan kami siap melanjutkan perjalanan,,,,,,,!!

Salam jalan2 yuuukkkkk,,,!!












































Tidak ada komentar:

Posting Komentar