Sabtu, 06 Februari 2016

Mengurai kenangan di KL & Genting Highland Malaysia


Selamat siang Jalan2er,,,!

Tahun 2014 tepatnya tanggal 4 - 6 April, saya berdua teman saya pergi ke Kuala Lumpur, berawal dari promo Tiger Air dengan slogan " JKT - KL hanya 90.000", siapa yang tidak tertarik kan ? Tanpa pikir panjang saya langsung menghubungi teman saya untuk kirim foto paspor, karena akan segera booking via website Tiger. Begitu browsing2 dan mengklik tujuan yang dipilih, angka yang muncul kurang lebih Rp.500.00,- PP, tapi karena teman saya mau dengan harga yang berbeda akhirnya saya selesaikan transaksinya. Dan angka segitu PP juga sudah murah sekali kan ? Belum juga kami berangkat ke KL, di internet muncul pemberitaan kalau Tiger Air menutup penerbangan JKT-KL-JKT. Saya sempat deg2an, khawatir teman saya kecewa, tapi teman saya mengikhlaskan uangnya ilang, toh gak mahal2 amat kok. Hingga minggu berikutnya ada promo Tiger lagi di koran, dan kalau mau beli harus datang langsung ke Senayan, sayapun bersama anak saya antri panjang buanget, barangkali 3 jam berdiri, hanya untuk mendapatkan tiket murah ke Singapura. Kejadiannya sama, begitu sampai depan petugas, tiket yang dipromokan cuma ada untuk berangkatnya, dan total PP seharga Rp. 480.000,-..masih murah juga kan ? Akhirnya deal ambil tiket ke Singapura untuk saya, anak2 dan teman saya / berempat. Ketika sudah selesai dicarikan nomor penerbangan kami bayar di kasir, antri juga. Iseng2 saya nanya ke petugas perihal penutupan penerbangan JKT-KL-JKT. Ternyata yang dimaksud adalah penerbangan yang langsung yang dibatalkan, tapi seandainya saya mau dirubah tiketnya menjadi transit di Singapura maka tiket yang sudah terbeli tidak akan batal. Girang juga saya, dengan berbekal nomor telpon maskapai yang dikasih petugas di Senayan, saya telpon, dan nyambungnya memang lama sekali, karena saya yakin pasti banyak calon penumpang yang menelpon dengan urusan yang sama. Dan akhirnya berhasil di urus, dan alhamdulillah tidak jadi batal jalan2nya,,,,,sesuatu,,,,!! Sementara tiket JKT-SIN-JKT sudah dipegang juga untuk bulan yang berbeda. Itulah sedikit keribedan yang terjadi ketika hendak melancong ke mancanegara,,,,sedikit bikin kapok.

Hari H kami berangkat berdua, anak2 gak ngiri karena kan sudah ada tiket ke Singapura bareng mereka pas liburan nanti ? 
Kami menggunakan guide lokal, karena kami hanya pergi berdua dan sama2 belum berani backpeckeran kaya sekarang. Untuk pesawat Tiger Air Mandala (saat itu) mendarat via bandara LCCT, bandara yang menjadi pilihan para travellers karena tergolong murah. 

Bandaranyapun tergolong sederhana, kesan pertama sangat semrawut. Dan ketika ada seorang laki2 masih muda berparas India berdiri didepan pintu keluar dengan membawa kertas bertuliskan nama kami, kamipun jadi lega, karena tidak harus menunggu lama2 di negeri orang, yang konon belum tahu arah mata angin disana. Namun ternyata guide kami beda lagi, kami minta guide yang bisa bahasa Melayu, dan guide yang dijanjikan juga segera datang, kali ini berparas China. Rupanya di Malaysia sangat beragam juga masyarakat yang tinggal disana, bedanya, kalau di Indonesia orang keturunan India tidak ada yang bekerja membaur dengan warga negara aslinya. 

Kalau tidak salah kami tiba jam 10an waktu setempat, Itinerary sebagai berikut :

Hari Pertama : 

1. Istana Negara Malaysia


Istana Negara adalah tempat berdiamnya Yang di-Pertuan Agong dan Raja Permaisuri Agong Malaysia. Istana ini berdiri di atas lahan seluas 241,3 hektar. Istana ini awalnya merupakan rumah besar yang dibangun oleh milyuner Cina Chan Wing pada tahun 1928.

Seperti kita ketahui bersama bahwa Istana Negara tidak bisa kita masuki secara bebas, maka pengunjung biasanya hanya bisa foto2 dihalaman istana saja, didepan pintu gerbang, di dinding yang bertuliskan istana negara yang merupakan icon Malaysia. Meskipun wisatawan tidak diperbolehkan masuk kedalam area istana, tapi lokasi ini tetap menjadi salah satu tujuan wisata wajib bagi para wisatawan yang berkunjung ke Kuala Lumpur.


Berfoto dengan penjaga istana juga diperbolehkan, buat obat kecewa karena tidak bisa melihat kubah emas dari istana ini lama2. Ya sutralah,,,,sudah puas hanya berfoto dengan kuda kerajaan dan penunggangnya. Seharusnya kalau sabar menunggu kita bisa lihat upacara pergantian petugas jaga istana ini, tiap 1 jam petugas berkuda diganti, sedang yang berdiri tiap 2 jam digantinya, tapi karena terburu waktu maka kami buru2 lanjutkan ke tempat lainnya.

2. Tugu Negara Malaysia 

Tinggi tugu ini kurang lebih 15 meter dan terbuat dari Perunggu. Tugu ini dibuat untuk menghormati 11.000 pahlawan Malaysia yang telah gugur pada Perang Dunia I, Perang Dunia II dan pada masa Kedaruratan Tanah Melayu.  

 

 

Lokasi ini lumayan luas, diujung halaman terdapat patung perjuangan para pahlawan, yang melambangkan kepemimpinan, penderitaan, persatuan, kesiagaan, kekuatan, keberanian, dan pengorbanan.(yang paling kiri bukan patung loh yaaaa,,,).


Di prasasti dibawah tertulis lengkap keterangan mengenai Tugu Negara ini. Nama2 pahlawan yang gugur tertulis juga di monumennya. 



3. National Mosque Malaysia


Masjid ini muat jamaah sebanyak 15.000 orang, sebelum ada Masjid Biru di Syah Alam maka masjid Negara ini adalah yang terbesar. Dibangun pada tahun 1963 dan diresmikan tahun 1965, masjid Negara merupakan lambang keagungan Islam sebagai agama resmi di Malaysia. Kawasan Masjid Negara seluas 13 hektare dan bangunan utamanya memenuhi lebih kurang 3 hektare. Seluruh kawasan masjid dikelilingi oleh tembok beton dan sebagian lagi oleh pagar berhias


Kalau lihat bangunannya, arsitekturnya sudah modern, gerbang masuknya menyerupai rumah panggung Melayu yang dibangun di atas tonggak. Bentuk menara dan atapnya seperti payung kerajaan. Nuansa kerajaan sangat kental di masjid ini. 
4.Menara Kembar Petronas.

Gak sabar rasanya pingin sampai ke Menara Kembar Petronas, kepengin menyaksikan situasinya di siang hari. Pas lagi terik2nya ketika kami sampai sini, dan kebetulan area sekitar menara juga sedang ada renovasi, sehingga kami tidak bisa ambil foto dekat2 dengan menara, sebagai icon kota Kuala Lumpur yang termashur itu.
 


Menara Petronas atau Menara Kembar Petronas merupakan sepasang menara kembar yang pernah menjadi bangunan tertinggi di dunia pada tahun 1998-2004, sekarang menara tertinggi adalah Burj Khalifa di Dubai. Namun, kedua menara ini masih merupakan pencakar langit kembar tertinggi di dunia pada abad ke-20. Jika dilihat dari dekat, menara ini kokoh sekali, arsitekturnya tetap mengacu kepada arsitektur Islam.

Kami tidak lama disini, hanya singgah saja karena rencananya nanti malam akan balik lagi sambil melihat air mancur berwarna warni, dan itu ada di malam hari.

5. Dataran Merdeka

Disini dulunya adalah pusat pemerintahan sebelum pindah ke Putrajaya. Banyak sekali gedung2 lama yang masih terawat rapih, ada museum, gereja, dan gedung2 lainnya, sayangnya handphone kami lowbath sehingga tidak bisa mengabadikan keindahan tempat ini. Di belakang saya nampak gedung "National Textile Museum" warnanya khas  warna merah dan putih yang membedakan dengan gedung lainnya. Museum ini berisi pakaian tradisional Malaysia dan berbagai pakaian dari jaman dulu hingga saat ini.


6. Beryl's Chocolate

Kami singgah ke pabrik cokelat Beryl's namun kami tidak membeli banyak disini, hanya untuk oleh2 anak saya saja. Karena harga cokelat di sini lumayan mahal,mungkin karena kemasannya per toples, 1 toples yang berisi 500 gram cokelat harganya RM 44,5 atau sekitar Rp 128 ribu. paling enak kalau ndapetin produk Beryl’s yang lagi promo, misalnya beli 3 kotak kecil yang berukuran 50 gram dengan harga RM 19,9 atau sekitar Rp 57 ribu.

 

 

Mupeng pada akhirnya, karena di tempat ini segala jenis cokelat disediakan sampel, jadi kalau terasa enak maka kita akan tergoda membelinya. Supaya tidak jebol kantong kita, mendingan buru2 keluar saja yuuukkkk,,,baru saja sampai sudah main comot sana sini,,,,xixixixixi

7. Hotel Corona 

Selesai jalan kami masuk ke hotel. Hotel kami berada di Jl Bukit Bintang, Corona Inn, adalah hotel bintang 3 di Kualalumpur. Harganya tidak terlalu mahal, lokasi strategis. Akses untuk belanja, mencari makan, atau transport sangat terjangkau . Room nya nyaman, shower nya panas dan dingin, AC nya juga lumayan dingin, tidak ada kolam renang, dan petugasnya ramah. Alamat lengkapnya : Jalan Bukit Bintang, Bukit Bintang, 50200 Kuala Lumpur, Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, Malaysia.  Telepon  : +60 3-2144 3888.

 

Lokasinya bersebelahan dengan Jl Alor, sebuah jalan yang sangat terkenal di Kuala Lumpur, sebagai pusat kuliner malam hari. namun kudu hati2 disini, carilah restoran yang benar2 menyajikan menu halal, karena kebanyakan penjual nya menjual masakan khas Thailand yang cenderung tidak halal. Saking bingungnya kamipun terdampar di resto sea food, dengan memilih menu Tom Yam, semoga halal.

 


Penasaran dengan durian Bangkok, maka kami sempatkan beli di Jalan Alor, satu kemasan seharga 20RM. Juga mangga jenis mini, perasaan di Indonesia belum ada ya ? Dan setelah dicicipi memang manis dan asam campur jadi satu, jadi sangat segar, bisa bikin mata melek.



Ini keramaian di Jl Alor, sepanjang kanan kiri jalan tempat kuliner, tapi daya tampung perut juga ada batasnya, jadi tak perlu mupeng2 amat, carilah makanan yang jarang kita makan. 


8. Surya KLCC

Setelah cukup istirahat di hotel, kami melanjutkan jalan2nya sendiri, tanpa guide. Dari hotel kami jalan kaki menuju Jl Bukit Bintang untuk menukar Ringgit terlebih dahulu. Kemudian kami jalan hingga jauh, sesekali mampir ke toko yang jual souvenir, karena yang di pinggir kalan pasti harganya lebih murah. Pernak pernik souvenir apa saja ada, kami hanya beli gantungan kunci, miniatur Menara Kembar Petronas dan lain2nya yang bergambar icon2 Malaysia. Dan sore itu hujan,,,,,,kamipun akhirnya beli payung (tapi bukan payung bergambar icon KL yaaa,,).

Sesudah itu kami naik taksi menuju Menara Kembar Petronas lagi, kami kepingin lihat suasananya di malam hari. Karena hujan maka kami duduk2 dulu di lobby mall yang bernama Suria KLCC. Suria KLCC adalah sebuah pusat perbelanjaan terbesar di Kuala Lumpur, lokasinya tepat di bawah Menara Kembar Petronas, setinggi 5 lantai.  Di luarnya, terdapat taman KLCC yang memiliki kolam dengan air mancur simfonik, kolam dan taman bermain serta trek joging. Di mall ini kami bertemu dengan orang Indonesia yang sedang berbelanja, dia menawarkan untuk memfoto kami, dan akhirnya kami bertiga keliling2 ke sekitar taman.

 

 


Ini dia air mancur menarinya, begitu musik diputar, air mancurnya ber-putar2 dengan aneka lampu warna-warni yang menghiasi taman itu. Sayangnya masih gerimis jadi tidak berani mendekat, cukup menikmati dari jauh saja. 



 

Oh ya,,sebelum balik ke hotel kami sempatkan makam malam di fast food di basement, entah apa nama makanannya, yang penting cucok di lidah.


Hari Kedua :

Hari ini rencana full mau ke Genting Highland, kaya apa siy rasanya naik kereta gantung ? Selesai sarapan pagi di hotel, kami dijemput untuk diantar menuju ke Terminal Pudu Raya, sekarang namanya  Pudu Sentral ya ?

Pudu Sentral mulai beroperasi pada tahun 1976 dan direnovasi 2006, kemudian sebagian bus dipindahkan ke terminal baru untuk mengurangi kemacetan lalu lintas. Memang terlihat nyaman dan aman terminalnya, karena untuk masuk terminal saja kita kudu menggunakan alat canggih semacam fingerscan. Saat ini Pudu Sentral menjadi Pusat Transformasi Perkotaan Kuala Lumpur.


Dari Pudu Sentral kita naik bus ke stasiun Genting Skyway di Gohtong Jaya kurang lebih 51 km dari Kuala Lumpur. Stasiun ini luas juga, dan berlantai 5, saya yang baru pertama kali kesini boleh bingung dong ?? Karena baik tiket bus dan tiket skyway sudah dibelikan oleh guide, jadi kami tidak harus antri beli tiket dan tidak harus khawatir kehabisan tiket.


Cuaca di Gohtong Jaya mendung, tapi skyway tetap di berangkatkan. Bismillah,,,semoga selamat selama perjalanan, sebenernya  sampai di Resort Hotel / stasiun skyway yang di atas itu kurang lebih 15-20 menit, tergantung cuaca. Tapi kalau mendengar cerita orang2 kok kayaknya serem bener ? Saking penasarannya makanya kami mau coba. Biar hati deg2an, poto jangan lupa dooong ???


Tuh gondolanya dibelakang saya, muatnya 8 orang, waktu kami naik hanya kami berdua, mungkin lagi sepi pengunjung ya ? Tapi malah kebetulan, siapa tahu kami norak nantinya kan gak malu ? Maklum ini kali pertama saya naik skyway,,,xixixixixi

Begitu naik pintu segera dikunci, gak ada silbelt, makanya pastikan pintu terkunci ya,,,? Rasanya siy pelan2 jalannya gondola, tapi entah yang melihatnya ? Kalau sesuai aturan yang sampainya 15 menit itu menggunakan kecepatan sekitar 20 km/jam. Yang jelas kami takut, apalagi saya ? Astaghfirullahal'adziim,,,,Allahu Akbar,,,,mungkin sampai setengah perjalanan saya belum berani bercanda, alias khusuk berdoa.



Baru sesudah agak tenang, bisa foto2 di dalam gondola. Tapi rupanya ketenangan yang terjadi tidak lama. Baru beberapa menit berjalan, gerimis datang, dan lama2 lebat, disertai angin, gondolapun terguncang / ber-goyang2. Ya Allah,,,ampuni dosa2 hamba,,,!! Apa yang terbayang jika situasi mencekam ini terjadi ? Bayangan kami, seperti malaikat maut hendak menjemput. 
 
 
 
Dan makin ke atas kabutpun datang, gondola di depan kami nyaris tak kelihatan, jarak pandang kami tidak sampai 2 meteran, kami  hanya bisa membisu. Alhamdulillah tak berapa lama sampailah kami di stasiun skyway Resort Hotel.
 
 
 
 
Ternyata Genting Highland merupakan daerah di Pegunungan TitiWangsa yang melintang di utara wilayah Thailand dan ke selatan mengarah ke Malaysia. Kalau yang pelajaran Geografinya lupa atau tidak ingat kan gak terbayang ya ? Pegunungan ini mempunyai tinggi sekitar 2,000an mdpl dan panjangnya hampir 500 km, dari mana kemana coba ? Sehingga naik skyway disini itu indah banget sebenernya, masih terdengar suara binatang2 hutan,,,,,kita nampak seperti berada di hutan2 beneran, padahal suara2 binatang adanya di luar sana.
 
 
 
 Sebenernya apa yang dicari  di Genting Highland ?? Kalau dulu yang dicari disana ya Casino, permainan judi tingkat tinggi. Sebenernya orang muslim gak boleh masuk disini. Tapi karena sekarang di Genting Casinonya sudah sepi, maka lebih kepada wisata biasa ke sana, bahkan kalau saya ke Genting karena penasaran pingin naik skyway,,xixixixi. Jadi begitu sampai sana ya cuma poto2 saja, lihat2 pajangan, museum dll yang bersifat cuci mata. Mau ngegame juga malas, karena saya pikir itu permainan anak2. Nah kalau dulu, anak2 dilarang masuk ke lokasi Casino ini.
 
 
Kalau ibu2  paling nyantolnya ke supermarket, tapi kalau dilihat harganya juga jadi tidak menarik lagi, dan saya pikir barang2 di Jakarta juga lebih bagus2 to ? Saya malah nyantol ke penjual chestnut, jujur saya belum pernah makan kacang jenis ini. 

Chestnut kalau di Indonesia disebut sebagai buah Berangan atau Kastanya, adanya di daerah Riau. Tapi memang lebih banyak tumbuh di tempat2 yang berudara dingin, tidak heran kalau di Genting banyak dijual. Rasanya mirip seperti biji buah nangka, tapi lebih manis dan harum. Cara makannyapun menggunakan alat khusus untuk memecahkan kulitnya, karena memang keras sehingga sulit untuk di pecahkan dengan tangan. Kalau di Amerika atau negara lainnya akan marak dijual ketika musim dingin. Cara memasaknya dengan memanaskannya di atas api dicampur dengan batu bara sehingga cepat matang. Kalau di Indonesia barangkali seperti kalau kita masak kacang tanah yang disangrai dengan pasir. Harganya di Genting termasuk masih mahal, terbukti saya hanya beli 2 bungkus saja. (Tapi di  Jakarta sekarang sudah banyak dijual di Farmer Market).

Setelah kurang lebih pukul 16,00 kami meninggalkan Genting. Oh ya, bagi yang hendak ke Genting sebaiknya beli tiketnya sekalian PP di Sentral Pudunya, supaya tidak pakai  ngantri lagi di Genting, jadi tidak buang2 waktu karena takut ketinggalan skyway.

Pulangnya sudah mulai beradaptasi dengan skyway, tapi kami dalam gondola ber 4 dengan warga China yang sudah agak lanjut, malu lah kalau kami yang lebih muda kok takut ?

Pulangnya lebih lancar dibanding waktu berangkat, tapi getaran gondolanya masih terasa, terutama jika bertemu dengan tiang penyangga, seperti kalau di jalan darat ketemu dengan polisi tidur rasanya.

Dan sesudah sampai di Sentral Pudu, kami sempatkan dulu belanja2 di pasar yang ada di kawasan Sentral Pudu. Ternyata harganya lebih murah dibanding dengan pertokoan di pinggir jalan Bukit Bintang. Ora popo,,,,,beli lagi barang2 yang belum kebeli seperti kaos2 Malaysia dll.

Tepat jam 18,00 kami di jemput guide, dan seperti biasa kami diantar ke kawasan Menara kembar Petronas untuk menghabiskan malam kedua kami di sana. Pulang dengan menggunakan taksi dan turun di Jalan Alor untuk beli makan malam.

 
 
Hari Ketiga :

1. Pasar Tradisional Chow Kit
 
Hari ini acara bebas, dalam arti kami boleh pergi kemana saja sendiri tanpa guide, guide akan menjemput siangnya untuk check out hotel dan diantar ke Bandara. Jadi mau kemana kita ???? Iseng2 pingin belajar naik monorail, kamipun jalan kaki menuju stasiun KL Sentral yang ada di Bukit Bintang, dan akan menuju kemana angin bertiup,,,,,ooh tidak, kami kepingin melihat pasar tradisional di Kuala Lumpur. 
 
Tapi setelah nanya2 orang di Jl Alor katanya nanti turun di stasiun Chow Kit, kami berdua nekat saja, toh komunikasi di KL mudah, masih bisa menggunakan bahasa Melayu.
Dimana stasiun Chow Kit ? Kami mengikuti lelaki bertatto disebelah teman saya, karena kami dengar tadi lelaki tersebut bilang Chow Kit ketika beli coin didepan loket stasiun monorail (xixixixi don"t tell ya). Begitu dia turun kamipun ikut turun, kemudian bertanya ke ibu2 di stasiun dimana pasar Chow Kit berada ?

 
 
Setelah dikasih tahu jalannya kamipun menuju kesana.Sepanjang jalan saya lihat ada Bank Mandiri, bank BNI, koran Jawa Pos,,,duh Indonesia banget, sayangnya mau foto disitu kok gak jadi ? Menyesal sekarang jadinya, tapi tak apalah, di pasar ini kami mendapatkan lagi barang2 souvenir yang lebih murah dari yang sebelum2nya.
Namanya pasar tradisional tentu seperti yang kita bayangkan di Indonesia, ada sayur mayur, bahan makanan, juga baju, daster batik, sepatu, tas, dan lain2nya.

2. Menara Kuala Lumpur

Dari depan pasar Chow Kit kami menunggu taksi untuk menuju Menara Kuala Lumpur, yang merupakan icon Malaysia juga. Kebetulan abang taksinya orang Padang jadi kami bisa ngobrol banyak yang bertanya macam2 sekaligus menjadikan dia sebagai fotografer kami. Alhamdulillah,,,

 


Menara ini mempunyai ketinggian 421 meter, merupakan salah satu icon Kuala Lumpur yang terkenal sebelum ada Menara Kembar Petronas. Namun saat ini juga masih ada di posisi ke 6 sebagai menara telekomunikasi tertinggi di dunia.  Menara ini dibangun untuk meningkatkan kualitas telekomunikasi dan transmisi broadcasting.

Menara Kuala Lumpur disebut juga "The Garden City of Light" berlokasi di atas Bukit Nanas Forest Reserve. Banyak yang ditawarkan disini sebenernya, tapi kami sudah tidak ada waktu lagi karena harus ke bandara jam 12.00.



3. Bandara Changi Singapura

Bagaimana rasanya jika harus transit di Changi selama 5 jam ? Apa yang harus dilakukan ? Beruntung kami ketemu dengan rombongan dari Indonesia, ibu2 guru TK dari Tangerang, jadi kami bisa ikut mereka putar2 di bandara, karena Ibu Ketua Yayasannya sering ke Singapura kayaknya, jadi hafal setiap sudut bandara. 

 

Kalaupun cuma putar2 di mall nya juga sudah cukup karena areanya sangat luas dan barang2nya ber-macam2, asal siap dengan harga2nya,,,qqqkkkk. Dan kalau mau lihat taman2 lainnya ada di setiap terminal, kita tinggal naik skytrain saja, tapi jangan terlena ya, jangan sampai ketinggalan pesawat.

 

Malam itu kami sempatkan singgah di Butterfly Garden, dan memang hanya sempat kesini saja, takut pulangnya nyasar hahahhaha,,,Selebihnya kami gunakan untuk main internet gratis atau sekedar lihat2 saja untuk menghabiskan waktu, ada juga yang menyempatkan makan malam di resto2 terdekat.

Tepat jam 19 kami sudah berada di ruang tunggu untuk menunggu panggilan boarding, dan,,,,Jakarta sudah menanti kepulangan kami.

Sampai jumpa di Jakarta,,,,!

Salam jalan2 yuuukkk,,,,!!






















1 komentar: