Selasa, 16 Februari 2016

Kawasan Ekowisata Mangrove Pondok Indah Kapuk Membara

Met sore Jalan2er,,,,,,

Tanggal 8 Pebruari 2016 Hari Raya Imlek, jalan2nya kemana yang kira2 nuansanya cucok dengan Imlek ya ? Biar tinggal di Jakarta tapi belum semua tempat dikunjungi, jadinya kami bikin acara dengan judul wisata murah di Jakarta. Karena jujur, katanya kalau jelang Imlek suka banjir, jadi mau pilih tempat wisata juga bingung, kan Jakarta pusat banjir to ?

Naahhhhh,,,rencana yang tertunda lama akhirnya kami realisasikan, Kawasan Ekowisata Mangrove di Pondok Indah Kapuk jadi pilihan kami. Kawasan Ekowisata Mangrove berada di Jalan Pantai Indah Utara I Penjaringan Jakarta Utara, selain berfungsi untuk menjaga Jakarta dari dampak kerusakan lingkungan tempat ini juga bisa menjadi alternatif untuk  menikmati kesegaran alam di Jakarta. Yaaaa,,,yang namanya hutan pasti mayoritas hijau, mata kita bisa segar begitu juga otak kita yang sudah seminggu diforsir di kantor.

Jalan menuju Kawasan Ekowisata mangrove ini tidak terlalu sulit, kalau kami yang naik mobil sendiri dari rumah di sekitar Jatiasih bisa melalui tol JORR kemudian masuk tol dalam kota menuju arah bandara,  keluar Kamal ke Jalan Kamal Raya, masuk komplek Pantai Indah Kapuk (PIK). Begitu masuk PIK, warna merah sudah membanjiri kawasan itu, pintu masuk perumahan dan toko2 di sepanjang jalan banyak dihiasi oleh lampion2 merah dan tulisan2 Gong Xi Fat Coi bertebaran di-mana2. Semarak Imlek,,,,




Untuk teman2 yang menggunakan angkutan umum, biasanya menggunakan commuterline supaya gak kena macet. Dari stasiun manapun, arahkan menuju stasiun terakhir Kota, kemudian masuk Terowongan Penyeberangan Orang (TPO) untuk menuju halte Trans Jakarta, dari sini naik Bus BPTB jurusan PIK dengan tiket 3,5K dan turun di Sekolah Budha Tzu Tjie kemudian menuju hutan mangrove bisa jalan kaki kurang lebih 500 meter, ikuti petunjuk jalannya.



Pastikan kita mau menuju hutan mangrove yang mana, karena disini terdapat 2 tempat yaitu hutan mangrove yang dikelola oleh Pemda DKI Jakarta dan yang dikelola oleh swasta. Tiket masuknyapun beda dan sangat jauh jedanya, untuk yang dikelola Pemda DKI Jakarta hanya dengan tiket seharga 1K per orang sedang yang dikelola swasta dengan HTM 25K per orang, sedangkan untuk WNA 125K. Kami pilih hutan mangrove yang dikelola oleh swasta, sesuai kesepakatan teman2.


Disini nampak beda dari fasilitas2 yang tersedia. Ada ruang tunggu sekaligus ruang makan bagi pengunjung sudah membawa bekal dari rumah. Juga tempat parkir yang lumayan luas.

Lapangan parkir lumayan luas disini, kami kebetulan datang lumayan pagi kurang lebih jam 08,00 sehingga tempat parkir mobil yang beratap masih ada yang kosong, sehingga mobil kami parkir disitu dan tidak kepanasan. Tiket parkir mobil 10K, untuk sepeda motor 5K dan bus 50K.

Pastikan ketika hendak masuk tidak membawa kamera, karena jika ketahuan bawa kamera akan dikenai charge sebesar 1.000K. (Nah kalau foto2 disini kurang bagus harap dimaklumi, karena semua diambil dengan kamera handphone). Selepas pintu masuk mangrove, kita bebas menikmati pemandangan di dalam, terserah kita mau mulai dari mana. Karena baru pertama kemari, maka kami ambil arah menuju kantin, kebetulan banyak yang belum pada sarapan. Kita bisa menikmati jagung bakar, mie instan ataupun berbagai minuman baik dingin maupun hangat.

Sesudah sarapan, jangan lupa beli air minum untuk bekal di jalan, karena kita akan berjalan mengelilingi hutan yang cukup luas. Hanya air minum yang cocok sebagai obat dahaga.

Dari kantin ini kita bisa menikmati  berbagai pemandangan, sesuai nuansa imlek maka banyak sekali balon disana sini menambah maraknya suasana hutan mangrove.


Dari sinipun sudah kelihatan berbagai cottage / campground yang disediakan khusus bagi pengunjung yang  ingin berkemah disini. Menginap diantara hutan mangrove merupakan sensasi tersendiri. Terdapat penginapan dengan berbagai jenis, baik di darat, maupun di tengah kolam bakau. Bentuknya pun unik-unik. Ada yang berbentuk seperti tenda kemping hingga rumah dayak. Semua penginapan diberi nama layaknya nama bakau, seperti Avicenna dan Rhizophora.

Juga terdapat menara yang digunakan untuk mengintip burung yang datang ke area hutan mangrove. Lumayan tinggi menaranya sehingga kami tek sempatkan untuk naik.



Aneka payung berwarna warni juga ikut menghiasi area di antara campground dan menara pengintai burung, lokasi ini dijadikan sebagai tempet berfoto bagi pengunjung. Kelompok anak2 dan kelompok ibu2 punya gaya sendiri, yang pasti ibu2nya lebih heboh,,,,,
Pemandangan selanjutnya, kita bisa menyusuri jembatan kayu yang ada di hutan mangrove, baik di area penanaman tanaman baru maupun di hutan yang sudah lebat. Kami jalan menuju area penanaman tanaman mangrove terlebih dahulu. Disini terdapat area yang masih luas untuk di tanami, dan pengunjung boleh ambil paket bertanam dengan biaya 150K, sedangkan paket bertanam dengan papan nama instansi/pribadi dikenai biaya 500K.

Kami tidak mengambil paket menanam, kami hanya menikmati saja keindahannya dan mengabadikan kegembiraan kami. Wisata keluarga yang sangat mengasyikan.

Jadi jangan heran kalau foto2nya lebih banyak manusianya ketimbang alamnya, kami ibaratkan liburan imlek kali ini dimanfaatkan untuk sesi pemotretan dengan kostum bernuansa imlek.


Di sepanjang jembatan ini terdapat cottage2 di sebelah kirinya, yang mempunyai sewa Rp 450rb/malam max 2 orang dengan fasilitas kamar mandi di luar

Ujung dari area ini sebuah rumah tingkat yang juga berfungsi sebagai penginapan. Sewanya beragam antara 1.600K - 6.000K. Jika kita ingin ke jembatan yang ada di seberang maka kita harus balik lagi ke awal, karena jalan ini buntu.

Inilah yang disebut Jembatan Besar, jika kita lalui maka akan tembus ke tempat pertama kita masuk, dan akan melalui jembatan2 kecil lainnya diantara hutan mangrove yang sudah rimbun, serta jembatan gantung dan area wisata air. Yang jelas area ini sangat luas, mengingat kaki kami terasa pegal2 dan ngos2an, itulah sebabnya se-kali2 kami istirahat di jembatan atau tempat duduk dari bambu yang ada di pinggir jembatan.



Jembatan gantung ini sepertinya sudah tua, terlihat dari daya tahannya yang dibatasi hanya 4 orang saja yang boleh naik, sehingga ketika ada teman yang mau berfoto di jembatan harus ada yang jagain agar tidak ada lagi pengunjung yang hendak naik, jangan sampai kejadian kecelakaan di jembatan gantung terulang di sini. Tapi sayangnya kadang ada orang yang tidak paham dengan aturan itu, sehingga suka timbul konflik.




Untuk wisata airnya ada ber-macam2, dengan sewa yang berlainan juga. Sewa perahu yang isi 6 orang 250K per perahu, untuk yang 8 orang dikenai350K per perahu sedangkan sewa perahu dayung sebesar 100K per 45 menit. Yang berani silahkan dicoba.


 

Sampai wisata air ini kami akhiri wisata di Kawasan Ekowisata Mangrove, terima kasih para fotografer yang terdiri dari para anak dan para suami Rainbow Mom's,,,tiada yang lebih indah dari keakraban dan kebersamaan sesama jalan2er,,,!! Sampai ketemu di wisata lainnya,,,

Salam Jalan2 Yuuukkkkkkk,,,,!!









1 komentar:

  1. Maaf Mbak/Mas. Yang dimaksud Taman Wisata Alam Mangrove, Angke Kapuk yang di deket Tzu Chi. Pantai Indah Kapuk, bukan Pondok Indah Kapuk. Judulnya salah karena Ekowisata Mangrove PIK itu beda tempat lagi. Sama-sama di PIK, tapi beda detail.

    Tolong lain kali lebih teliti lagi menulis informasi.

    BalasHapus