Lokasi Situs Megalitikum Gunung Padang berada di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur. Untuk menuju lokasi ini dapat dicapai kurang lebih 20 kilometer dari persimpangan kota kecamatanWarungkondang searah dengan Stasiun Lampegan,
dijalan antara Kota Kabupaten Cianjur dan Sukabumi.
Menuju Gunung Padang jalanannya sempit, di kiri kanan jalan terdapat perkebunan teh, jalannya berkelak kelok dan banyak jurang disana sini, sehingga harus hati2 dalam membawa kendaraan, apalagi jika menggunakan kendaraan roda empat, akan sulit sekali jika sempat berpapasan dengan kendaraan lainnya. Perjalanan akan sampai jika sudah melihat pintu gerbang yang bertuliskan "Situs Megalitikum Gunung Padang Cianjur". Yaaaa,,kendaraan hanya bisa sampai sini, untuk menuju ke atas bisa dilalui dengan jalan kaki atau menggunakan ojek.
Kami waktu itu naik dengan menggunakan ojek, sekali jalan dengan ongkos Rp. 5.000,-. Begitu sampai di lokasi, kami disuguhi dengan papan nama yang bertuliskan Situs Gunung Padang, didepannya berdiri dengan rapih batu2 andesit yang merupakan ciri khas batuan yang ada di Gunung Padang. Jalanan berundak menuju atas terdiri dari 2 bagian, bagian pertama jalanan asli yang merupakan peninggalan jaman dulu, terdiri dari batu2 yang hanya disusun begitu saja, sedang jalanan disebelahnya agak landai dan dibuat dari semen merupakan buatan pemda setempat sejak Situs ini banyak dikunjungi orang.Di sebelah tangga ini terdapat mata air yang banyak digunakan
pengunjung untuk membersihkan diri sebelum naik ke
Gunung Padang.
Lumayan capai ketika menaiki anak tangga ini, padahal sebenarnya tidak terlalu tinggi kira2 hanya 885m dpl, tapi karena anak tangganya tinggi2 dan sangat miring maka kita dibuat ngos2an jadinya. Jangan lupa bawa air mineral untuk mengatasi jika tenggorokan kita kering. Dan jika jantung berdetak kencang, beristirahatlah agar nadinya cepat normal kembali.
Rasa capai akan segera hilang manakala kita sudah sampai di atas, atau dengan kata lain rasa capainya terbayar. Jangan membayangkan dengan keindahan kawah sebuah gunung ya, karena sebenarnya ini gunung buatan, yang terdiri dari batu berundak, tersusun-susun menjadi 5 teras.Luas kompleks
utamanya kurang lebih 900 m², dan areal situs ini sekitar 3ha.
Cerita mengenai Gunung Padang ini ada 2 versi, jika kita bertanya pada masyarakat sekitar maka jawabannya adalah terkait dengan mitos2 daerah tersebut, yaitu kisah jaman Prabu Siliwangi, Raja Wilayah Pasundan, katanya tempat ini merupakan istana yang dibangun dalam waktu semalam, namun tidak sampai selesai. Sehingga akhirnya hanya digunakan untuk bertapa saja.
Prabu Siliwangi ketika itu sering bertapa di teras ke 5, sehingga sampai saat ini masih ada saja orang yang ikut2 bertapa di teras ke 5 jika ingin mendapatkan sesuatu yang di cita2kan, misalnya ingin jadi dokter, insinyur atau lainnya, namun harus seijin pengelola karena kalau hari biasa jam 17 lokasi ini sudah harus bersih dari pengunjung.
Memang suasana Gunung Padang ini sangat sejuk, enak sekali untuk beristirahat, jika tidak ada batasan jam berkunjung, kamipun kepingin rasanya tidur di area ini. Yang pakai baju seragam hitam2 itu salah satu Pengelola Situs Gunung Padang, beliau orang Sunda, sehingga dalam menceritakan kisah2 Gunung Padang banyak menggunakan Bahasa Sunda. Namun sedikit banyak bisa menangkap ceritanya, antara lain Padang dalam bahasa Sunda itu artinya Terang, jadi siapa saja yang sudah melakukan semedi di sini akan menemui jalan terang, katanya.
Ada juga orang-orang yang
mengibaratkan Gunung Padang ini dengan Jabal Nur di Mekkah. Karena dengan bersemedi di Gunung Padang
maka mereka akan memperoleh pencerahan atau sinar yang akan
menerangi kehidupan didunia riil serta dunia gaib.
Namun dibalik cerita2 legenda tersebut, saat ini pun sedang dilakukan penelitian oleh tim arkeolog serta geolog di Gunung Padang. Dari beberapa literatur di ketahui, umur dari lapisan di kedalaman sekitar 5 meter sampai 12 meter sekitar 14.500 – 23.000 SM/atau lebih tua.
Tim Riset masih terus melakukan pemboran
untuk membuktikan keberadaan struktur bangunan dan ruang-ruang di bawah
kedalaman 4-5 meter. Selain itu, perkiraan umur situs juga masih
diteliti dengan memeriksa sampel-sampel dari situs ini. Dugaan sementara
adalah situs Gunung Padang ini tidak dibangun dalam satu masa, tetapi
melibatkan beberapa kebudayaan. Hal itu terlihat dari bahan dasar yang ber-beda2 dari setiap ruangan yang ada di ke 5 teras tersebut, ada yang menggunakan semen purba juga ada yang menggunakan pasir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar