Selasa, 08 Desember 2015

Wiken di KOTA SOLO itu asyiik bro,,,

Halloooowwwww Jalan2er,,,,,!

Pasti kalian sudah pernah ke kota Solo kan ? Banyak sekali tempat wisata disana, berjibun deh, setengah bulan di Solo barangkali masih belum semuanya terjelajahi, hampir semua daerah di kota dan kabupatennya mempunyai potensi wisata yang luar biasa. Naaahhhh,,,kemana kira2 jika kita hanya 2 hari saja di Solo ? 

Sebetulnya saya ke Solo ketika itu dalam rangka kondangan ke rumah teman kantor yang sedang mantu, tapi daripada kesana hanya kondangan, akhirnya saya putuskan sekalian untuk jalan2, alhamdulillah disana banyak teman, jadi segera saja langsung minta tolong  untuk buking hotel dan mencarikan rental mobil. Alhamdulillah juga ada adik kelas SMP yang punya rental mobil, jadi saya dapat free pakai mobil selama 2 hari, hanya silahkan isi BBM dan kasih tips untuk sopirnya. Sesuatu deh,,,,

Saya  ke Solo hanya berdua saja dengan anak Saya, Farah, ketika itu tidak ajak kawan2, saya pikir kan urusannya hanya kondangan ? Dari Jakarta kami naik kereta api ekonomi AC Brantas dari Stasiun Senen menuju Solo Jebres, tiket masih Rp. 70,000,-. Sampai Solo kurang lebih jam 01.00 dini hari. Oh yaaaa,,,Saya sudah sempat janjian dengan teman fb (KJJI) namanya mas Tommy orang Solo, dan dia janji mau jemput di stasiun kemudian mau nemanin jalan2 seputar Solo. Tapi sopir teman Saya (Pak Joko) juga sudah ditelpon dan siap menjemput jam 01.00 pagi.


Nah begitu sampai Solo, pagi2 buta saya kepengin nyicipin Gudeg Ceker khas Solo, yang antriannya barangkali sudah dimulai sejak jam 00.00, dulu pernah sekali makan gudeg ceker, tapi belum puas, akhirnya kami ber 4 makan gudeg ramai2. Cabe rawit merahnya itu loh yang bikin air liur keluar,,,,,,maknyozzzzz banget,,,,mertua lewat gak akan ketahuan,,,hahahhah.




Habis makan gudeg ceker kami langsung diantar ke Hotel Posein lokasinya dekat dengan stasiun Solo Jebres. Kami ambil kamar yang murah saja, Rp. 250.000,- per malamnya, tapi sayangnya masuk dini hari juga dihitung sehari karena waktu check out hotel kan biasanya jam 13.00 ? 

Hotelnya lumayan bagus dan bersih, setelah selesai sarapan di hotel kami langsung diajak jalan2 mengitari Kota Solo yang asri. Beruntung punya kawan di Solo, sambutannya luar biasa ramahnya.

Day 1, tgl 14 Maret 2015

1. Sumber Air Sapta Tirta


Lokasinya ada di kaki Gunung Lawu Karanganyar yaitu di daerah Pablengan, terletak di jalan raya yang menghubungkan Karangpandan dan Astana Mangadeg Girilayu. Jarak Sapta Tirta dengan Kota Karanganyar sekitar 20 km. Kata teman saya ini termasuk tempat wisata yang belum banyak dikenal wisatawan, memang waktu itu juga sepi sekali, hanya kami ber5 yang masuk, loket juga dalam keadaan tertutup.


Dari asal katanya, Sapta artinya tujuh, jadi di lokasi ini ada 7 macam air yang rasanya ber-beda2 walau jarak antara kolam yang satu dengan lainnya hanya 5 - 15 meter, jadi merupakan salah satu keajaiban Indonesia sebenarnya. Masing2 kolam ada tulisannya. Dan konon, ini merupakan petilasan raja-raja Mangkunegaran Surakarta. 

Kurang lebih ceritanya seperti ini : di Kerajaan Mangkunegaran ada seorang bangsawan yang bernama Raden Mas Said/Pangeran Samber Nyowo yang disebut juga Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Mangkunegoro Senopati Ing Ayudo Lelono Joyo Miseso yang hidup diantara tahun 1725-1795. Saat itu Surakarta sedang di jajah oleh VOC, daerah sekitar Sapta Tirta ini di obrak abrik oleh Belanda, namun sumber air ini masih utuh. Pangeran Samber Nyowo gigih mempertahankan wilayahnya dengan bergerilya, hingga akhirnya beliau dikasih daerah otonomi Praja Mangkunegaran dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Ario Adipati (KGPAA) Mangkunegara I.
 

Nama2 sumber air itu adalah :

1. Sumber Air Bleng
Airnya rasa asin. Biasanya orang mengambil air di sumber ini untuk membuat karak, atau semacam krupuk yang bahan bakunya dari beras atau nasi. Sumber air bleng ini tidak pernah kering, sejak jaman dulu sampai sekarang.


2. Sumber Air Hangat
Airnya memang hangat. Biasanya untuk mencucikan badan sekaligus untuk mengobati berbagai penyakit kulit, misalnya gatal-gatal. Juga bisa untuk mengobati rematik.

 

3. Sumber Air Kasekten
Kata kasekten dari kata sakti. Air dari sumber ini biasanya untuk kekuatan, kesehatan, atau untuk mensucikan jiwa raga.

4. Sumber Air Hidup
Air hidup boleh untuk mencuci muka. Bagi yang percaya, air hidup bisa membuat wajah tampak awet muda. Ada pula yang mengambil air ini untuk bagian dari upacara pernikahan.


 

5. Sumber Air Mati
Air yang keluar dari sumber ini dilarang keras untuk dibuat cuci muka, cuci tangan, apalagi untuk minum. Air di sumber ini mengandung mineral yang berbahaya jika diminum. Sumber Air Mati tidak pernah bertambah atau berkurang, dari jaman dulu sampai saat ini.


 
6. Sumber Air Soda 
Jika air dari sumber ini diminum, terasa rasa soda. Konon air soda Sapta Tirta bisa untuk obat berbagai penyakit dalam, misalnya sakit ginjal, lever, gula, juga TBC.



7. Sumber Air Urus-urus 
Air dari sumber ini dapat dijadikan urus-urus atau cuci perut, atau memperlancar buang air besar.

Ada juga pemandian Kaputren. Pemandian ini merupakan satu-satunya peninggalan sejarah yang masih asli bangunannya di tempat tersebut. Pemandian Keputren ini merupakan peninggalan Raden Mas Surono (Mangkunegara VI), terdiri dari enam bilik kamar mandi.




Tiket masuk wisata ke sini adalah Rp 3.000/orang. Pemandangan sekitar tempat ini juga sangat asri, banyak pepohonan yang hijau jadi situasinya sangat sejuk.

2. Candi Cetho


Masih di Kabupaten Karanganyar, kami lanjutkan perjalanan menuju  Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, tempat Candi Cetho berada. Lokasi ini terletak di lereng Gunung Lawu dengan ketinggian 1.496 mdpl. Masih satu jalur dengan jalan raya Solo-Karanganyar-Tawangmangu. Sebelum sampai Tawangmangu, kita belok kiri pas ada tanda panah arah Candi Cetho. Sepanjang perjalanan akan disuguhi dengan pemandangan kebun teh Kemuning yang sangat asri dan tampak hijau. Akses jalan menuju Candi Cetho ini sudah bagus namun masih sempit, naik turun dan berkelok kelok. 

Candi  

Cetho merupakan Candi Hindhu, dibangun pada jaman pemerintahan Raja Brawijaya V sekitar abad ke 14, itulah sebabnya hingga kinipun masih dipakai untuk upacara2 agama Hindu, dan tanda aktivitas nya terlihat dari adanya sesaji di tiap2 sudut lokasi ini.Namun ada satu keanehan, patung di depan pintu gapura bentuknya bukan seperti orang Jawa pada umumnya, tokoh siapakah dia ?

 


Memang pemandangannya luar biasa indah dan sejuk, ditambah cuaca yang agak mendung menjadikan tempat ini makin adem. Untuk masuk ke dalam lingkungan candi, diharuskan menggunakan pakaian adat berupa kain yang diikatkan ke pinggang kita, dan untuk wanita yang sedang "datang bulan" tidak diperbolehkan masuk ke dalam. Tiket masuk hanya Rp. 3.000,- per orang dan parkir kendaraan roda empat Rp. 5.000,-



Di sebelah candi Cetho ada Puri Dewi Saraswati, untuk menuju kesana harus berjalan kaki kurang lebih 15 menit dan agak nanjak, terbukti saya kok ngos2an ? Puri ini merupakan tempat ibadah, jadi kalau mau masuk kedalamnya harus lepas alas kaki dan bersuci dulu di sendang Pundi Sari yang ada disebelahnya.


Karena tempat ibadah maka selama disana kita harus menjaga ketenangan dan kebersihan dari luar puri. Ketika di Sendang Pundi Sari kita boleh membasuh kaki dan cuci muka, air di sendang akan terasa dingin dan segar. Juga boleh melempar coin ke dalam sendang, "make a wish" meminta doa dan berkat kepada Yang Maha Kuasa. 

 


 
Dalam agama Hindu, Dewi Saraswati dikenal sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan, merupakan sumbangan dari Bali untuk memudahkan para umat Hindu dalam menjalankan ibadahnya.Namun saya mendengar cerita yang lain tentang Dewi Saraswati ini, katanya juru kunci yang ada di pura Bali tempat patung Dewi Saraswati berada dikasih mimpi, bahwa Dewi Saraswati minta pindah ke kawasan Candi Cetho, sehingga jauh2 dari Bali dipindahkan ke Karanganyar. Wallahu a'lam.

3. Kebun Teh Kemuning


Saatnya makan siang, mari kita turun dan mencari tempat makan yang enak dan tidak antri panjang. Di kebun teh yang tadi kita lewati ketika menuju Candi Cetho ada rumah makan Kemuning, karena lokasinya persis di tengah2 kebun teh tersebut. Sambil makan kitapun bisa menikmati keindahan hamparan kebun teh yang sedang menghijau. Di-mana2 kebun teh biasanya bikin nyaman dan segar bagi mata yang memandangnya.





Jika malam minggu kebun teh ini ramai dikunjungi anak2 muda, mereka hanya kongkow2 saja sambil makan makanan hangat atau jagung bakar, jika musim durian disini juga merupakan tempat jual durian dengan harga murah. Layaknya Puncak kalau di Bogor, anak2 muda menggunakan sepeda motor ber-ramai2.

 

Makanan yang tersedia di RM Kemuning khas Jawa Tengah, ikannya ikan gurame atau ikan mujaer dan ikan air tawar semua, gak ada ikan laut, maklum ini kan pegunungan. Namun dengan paduan dengan sambal lalap dan pedas membuat makan siangnya menjadi tambah lahap.






4. Candi Sukuh

Sesudah maksi perjalanan dilanjutkan menuju Candi Sukuh, masih di daerah lereng Gunung Lawu. Candi Sukuh merupakan tempat yang disucikan oleh umat Hindu, sehingga pada hari-hari tertentu digunakan untuk beribadah. Banyak sekali relief2 di candi Sukuh, relief2 menggambarkan simbol2 di masa lalu. Terdapat pula sejumlah punden berundak dan temuan lepas lain yang tersebar dari lereng sampai puncak Gunung Lawu. 

 


Halaman candi sangat luas, hijau karena banyak pohon besar yang tumbuh di sekitar halaman juga rumputnya yang tertata rapih ditambah karena musim hujan jadi tanaman disekitar terlihat subur. Di halaman sebelah kanan terdapat arca berbentuk manusia yang memakai sayap, artinya sosok yang dianggap mampu berhubungan secara langsung dengan dewa/leluhur atau sebagai perantara dalam hubungan manusia dengan dewa/leluhur. 




Di bagian depan terdapat simbol Lingga Yoni dan masih banyak lagi simbol2 lainnya.  Simbol-simbol yang terdapat di dalam candi merupakan manifestasi dari dewa-dewa yang diagungkan oleh umat Hindu sehingga sangat disakralkan. Selain lingga  yoni  dan relief garuda juga terdapat relief kepala kala, dan patung kura-kura. 
 

Dalam agama Hindu simbol lingga dan yoni merupakan lambang dari Dewa Syiwa dan Saktinya. Kalau di Candi Sukuh lingga dan yoni dipercayai sebagai lambang kesuburan. Bagi masyarakat Jawa gambaran simbol lingga dan yoni yang dilingkari dengan rantai bunga di Candi Sukuh tersebut mempunyai makna bahwa sangat pentingnya suatu ikatan pernikahan dalam sebuah hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan.




 
Undak2an yang ada di Candi Sukuh sangat tinggi, menandakan orang dulu langkahnya sangat panjang, lumayan menguras tenaga juga naik ke atas. Rupanya di atas sudah banyak yang retak2 dan ada larangan untuk tidak mendekati area itu.


 
Begitulah candi Sukuh, candi yang sangat bermakna, adanya Lingga Yoni membuat Candi Sukuh lebih terkenal, banyak orang yang penasaran kepengin melihatnya. Apalagi dengan adanya cerita2 bahwa candi ini dapat untuk test keperawanan / keperjakaan menjadikan candi ini banyak dikunjungi orang2 yang masih percaya mitos. Namun sangat diakui, dengan adanya bukti-bukti relief tadi, maka sudah pasti Candi Sukuh adalah tempat suci untuk melangsungkan upacara-upacara besar tempat pemujaan roh-roh leluhur.Tiket masuk Candi Sukuh Rp. 3.000,-


5. Curug Jumog


Kalau dulu orang tahunya curug Tawangmangu yang sudah terkenal itu, sekarang para wisatawan akan mencari tempat2 wisata yang eksotik dan kekinian, dan untuk air terjun yang lagi buming di Solo adalah air terjun Jumog / Curug Jumog. Kalau dari kota Solo kurang lebih sekitar 40 kilometer ke arah Tawangmangu. Patokannya adalah setelah pertigaan pasar karangpandan, ambil ke arah kiri menuju Ngargoyoso. Tepatnya di daerah Berjo, kecamatan Ngargoyoso, kabupaten Karanganyar


Jika menggunakan kendaraan umum, bisa naik bis umum dari Solo ke terminal karangpandan. Kemudian dari terminal karangpandan, dapat melanjutkan perjalanan dengan naik bis yang lebih kecil menuju ke Nglogrok. Setelah itu untuk menuju ke lokasi air terjunnya, dapat menggunakan jasa ojek dengan tarif sekitar Rp 45.000,-.  Tiket masuk ke tempat wisata Air Terjun Jumog adalah Rp 3.000/orang.


Untuk menuju air terjun, seperti biasa kita harus menuruni anak tangga sejumlah116 anak tangga, kalau yang tidak mau capai juga ada jalan pintas menuju curug sehingga pas berhenti langsung di depan pintu masuk curug.

Pelan2 saja jika menaiki tangga, kalau capai istirahat, dan jangan lupa air mineral supaya tenggorokan tidak kering. Percayalah, nanti capainya akan terbayar. Sayapun karena memenuhi rasa penasaran melihat foto2 teman jalan2er yang sudah pernah kesini. 
Dan betul, suasananya sungguh alami, gemericik air sungai dan suara binatang hutan menambah mencekamnya alam ini, kita seperti benar2 ada di dalam hutan, dan ketika makin dekat dengan suara air terjun,,,,Subhanallah,,,indahnya,,,,!!!!! Hampir tak percaya kalau itu air,,,hampir menyerupai kapas lembutnya,,,,




Ketinggian air terjun ini kurang lebih 30 meteran, semburan airnya begitu dingin, jika kita memaksa mendekat maka baju kita akan basah, cipratan airnya sangat lembut. Katanya pernah ada wisatawan yang pernah lihat  pelangi di Air Terjun ini, kemungkinan sehabis hujan ya ? Saking indahnya, curug Jumog dijuluki sebagai “Surga yang Hilang” oleh masyarakat  yang tinggal di lokasi air terjun ataupun oleh para wisatawan yang berkunjung.


Air terjun Jumog terdiri dari 2 tingkat, yang atas kurang lebih setinggi 30 meter, sedangkan yang dibawah hanya menjuntai untuk menuju sungai yang ada dibawahnya, namun karena ada bebatuan yang banyak membuat airnya jadi terlihat bagus sekali.




  

 



Selain air terjun, di tempat wisata ini juga sudah dilengkapi dengan wahana bermain untuk anak, gazebo untuk beristirahat, kolam renang, rest area, panggung hiburan, dan rumah makan.


 




Oh ya tiket masuk ke Air Terjun Jumog Rp3.000 untuk wisatawan lokal dan untuk wisatawan mancanegara  Rp10.000,- cukup murah kan ?? Makanya jangan dilewatkan,,,Pulang dari Curug Jumog kami masih sempat makan duren di daerah Matesih, namun karena lagi tidak musim maka harganya masih terbilang mahal. Sehabis makan duren kami menuju hotel untuk mandi dan siap2 menuju gedung untuk kondangan.
 




6. Wedangan Ngarsopuro


Masih dengan makai baju kondangan, kami diajak wikenan ke Ngarsopuro, semacam pasar malam yang sering dijadikan kongkow2 anak muda. Pasar malam ini ada di jalan Diponegoro atau bagian selatan Pura Mangkunegaran. Pada hari biasa setiap malam tempat ini ramai dikunjungi kawula muda untuk sekedar nongkrong Namun setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 19.00 - 21.00 WIB tempat ini dijadikan sebagai pusat keramaian, banyak pedagang yang menjajakan barang dagangannya untuk pengunjung. Barang yang dijajakan berupa kerajinan, batik, souvenir, kuliner khas Solo dan barang oleh-oleh lainnya. 




Begitu di pinggir jalan ada persewaan ular untuk foto2, anak saya langsung mendekat dan langsung megang ular2 yang berwarna warni. Sayapun gak mau kalah berani, walau dengan sedikit geli bercampur takut akhirnya berhasil juga foto bareng ular. xixixixii


  
Begitulah, ketika jelang malam, dan ketika angin malam mulai mengusik kami, kamipun mencari kehangatan,,,,yaaaaaa,,,,wedangan di Ngarsopura jangan dilewatkan kawan, banyak minuman hangat yang tersedia disini, juga makanan yang bisa dijadikan untuk pengganjal perut setelah capai berkeliling, harganya jangan ditanya, pasti murah meriah. Namanya wiken, biar sudah larut masih banyak yang jalan2, dan ketika  mata mulai mengantuk, kamipun baru memutuskan untuk pulang ke hotel.

Day 2, tgl 15 Mei 2015

1. Situs manusia purba Sangiran

Sangiran merupakan situs arkeologi di daerah Solo, atau tepatnya di Kecamatan Sragen kurang lebih 15 km sebelah utara Solo. Oleh para ilmuwan, Sangiran merupakan salah satu situs yang paling penting di dunia untuk mempelajari fosil manusia.

Seperti prasasti di foto atas,  awalnya lapisan tanah terbentuk jutaan tahun yang lalu melalui kenaikan tektonik, kemudian lapisan tersebut terkikis terus menerus sementara didalamnya terdapat catatan arkeologi. Sehingga pada akhirnya dibangunlah museum di tempat yang tidak mengandung fosil.

 
Penelitian awal pada lokasi ini sekitar tahun 1934an, lagi2 oleh seorang ilmuan asing. Berawal dari banyaknya fosil2 yang ditemukan oleh warga sekitar dan dijual secara liar, ternyata fosil tersebut adalah patahan dari tulang2 manusia dari spesies Homo erectus, nenek moyang kita para manusia di jagat ini, dst dst hingga muncullah spesies Homo soloensis, manusia purba yang asalnya benar2 dari Solo. Dan beru pada tahun 1996 UNESCO mendaftarkan Sangiran sebagai Situs Warisan Dunia di Daftar Warisan Dunia sebagai Sangiran Early Man Site.
 
Bangunan museum ini memang sangat luas, masing2 lantai dibuat dengan tema sendiri2 dan dikelompokkan masing2 berdasarkan usia jamannya. Kalau kita sabar disini tentu akan mendapat tambahan ilmu pengetehuan lengkap dengan foto2 dan fosil aslinya, yaaaaa,,,ini wisata ilmu sebenarnya. Cocok bawa anak2 kalau kita kesini. Dan supaya tidak bosan, di sekitar museum juga terdapat hewan2 hias yang dipajang di kandangnya masing2 jadi seperti kebun binatang mini. Pemandangan di sekitar museum juga bagus dan segar karena banyak pohon2 besar yang tumbuh disekitarnya. 
  
 


Begitu keluar area museum, kita akan ditawarkan dengan berbagai barang2 antik yang terbuat dari batu yaitu berupa cincin, liontin, gelang dan aneka pajangan dari batu.
Di area paling luar sering terdapat pertunjukan yaitu foto bersama ular phyton, kita bisa sewa ular seharga Rp. 5.000,- dan foto sepuasnya. 

2. Taman Balai Kambang

Taman Balekambang dibangun oleh KGPAA Mangkunegara VII pada tanggal 26 Oktober 1921, untuk dihadiahkan kepada kedua putrinya yaitu Gusti Raden Ayu Partini Husein Djayaningrat dan Gusti Raden Ayu Partinah Sukanta. Taman Balekambang memadukan konsep Eropa dan Jawa.

 

Area pertama adalah taman Partini Tuin atau Taman Air Partini, berfungsi sebagai penampungan air untuk membersihkan kotoran-kotoran yang ada di dalam kota juga digunakan untuk bermain perahu. Area yang kedua bernama Partinah Bosch artinya Hutan Partinah yang ditanami tumbuhan langka seperti kenari, beringin putih, beringin sungsang dan apel. Fungsi dari taman kota ini adalah sebagai resapan dan paru-paru kota.


 

Taman Balekambang resmi dibuka menjadi hutan kotanya warga Surakarta pada tahun 2008 (kabarnya sejak Pak Jokowi menjabat Walikota Surakarta).Sejak itu taman ini jadi ramai dikunjungi warga Solo, tidak tua atau muda bahkan anak2 sekalipun, karena banyak tersedia hiburan / mainan anak2, taman reptil juga terdapat gedung kesenian sebagai tempat berkumpulnya anak2 muda. Gedung kesenian inilah yang dulu sempat membuat artis2 Srimulat menjadi top dan berhijrah ke Jakarta.


Mengelilingi taman ini lumayan capai karena sangat luas kurang lebih 5 hektar, dan parkir mobilnyapun cukup jauh, karena mobil tidak bisa masuk ke area taman. Sehingga untuk pejalan kaki malah lebih mudah, jika kita menggunakan kereta api atau bus, maka ke taman ini bisa dijangkau dengan menggunakan becak dengan ongkos kurang lebih Rp. 15.000,- saja langsung sampai pintu gerbang taman.


3. Kuliner Selat Solo

Selat Solo adalah makanan asli dari Solo, bentuknya seperti steak, terdiri  dari wortel, buncis, ketimun,buncis, kentang goreng, selada, telu,r kecap, dan daging. Campuran tersebut disiram dengan kuah semur plus ditambahkan mayones homemade. Memang rasanya lumayan enak, anak saya saja suka. makan 1 porsi cukup kenyang, kalau gak salah per porsi waktu itu hanya Rp. 9.000,- saja ? Ini di warung yang murah ya belinya, jangan nyasar ke tempat yang mahal, karena katanya kalau di Solo ada tempat2 yang khusus utk bos2,,,padahal rasa lebih nendang di mari.


4. Pasar Gede

Pasar Gede disebut juga pasar Hardjanegara, merupakan pasar termegah di kota Solo. Lokasinya ada di persimpangan jalan dari kantor Balaikota Surakarta. Arsitekturnya orang Belanda katanya, makanya terlihat bangunannya bergaya Belanda dan Jawa, terdiri dari 2 lantai.
 
 
  

Apa yang membuat teman saya membawa saya ke Pasar Gede ? Ternyata ada makanan khas Solo yang sudah langka rupanya, namanya buah gayam. Buah ini hanya bisa dimakan dengan direbus, namun untuk mengupasnya perlu tenaga ekstra karena kulit luarnya sangat keras seperti kulit jengkol. itulah sebabnya harga per kilogramnya lumayan mahal, yaitu sekitar Rp. 45.000,- Dan ternyata buah ini bisa untuk obat.  

Daun gayam yang direbus dapat dijadikan obat tradisional untuk diare serta obat buang2 air. Yaitu dengan cara : 25 gram daun gayam yang masih segar dicuci dulu sampai bersih, potong kecil-kecil, kemudian direbus ke dalam 2 gelas air sampai mendidih kira-kira 15 menit. Hasil saringan dapat diminum dua kali sehari pada pagi dan sore.

Kandungan buah gayam itu sendiri ber-macam2, diantaranya memiliki kandunga zat kimia saponin yang berfungsi untuk membersihkan kotoran dalam usus besar dan saluran pencernaan. Selain itu gayam juga memiliki kandungan Flavonoida (zat antioksidan) yang berfungsi untuk kekebalan tubuh sehingga tubuh terjaga dari berbagai penyakit. Tanin merupakan unsure senyawa yang terdapat pada gayam ini berfungsi untuk membantu usus lebih cepat menyerap sari makanan tanpa gangguan mikroba lain yang mengganggu dan menimbulkan pembusukan sebelum proses. Banyak ya fungsinya ? Kalau mau pesan bisa kok, nanti dikirim ke alamat via pos, jangan takut basi karena buah ini sangat tahan lama jika sudah direbus.

  


5. Batik Solo

Mengakhiri liburan kami di Solo, berkunjung ke galeri batik Soga Solo. Belum ke Solo namanya kalau belum ke batik ya ? Dan pusat batik adanya di Laweyan, tapi sekarang galeri batik ada di mana2, sayapun tidak tahu yang paling bagus, ngikut aja sama teman saya yang orang Solo. Dengan harga yang terjangkau kita bisa menikmati batik yang lumayan manis, apalagi sekarang ke kantor juga ada hari2 tertentu yang harus pakai batik, gak salah kalau ke Solo pun berburu batik untuk koleksi baju batik kita.








Sudah puas jalan2nya kawans,,,,saatnya pulang ke Jakarta,,,,!!
Salam jalan2 yuuukkkk,,,,!!!








Tidak ada komentar:

Posting Komentar